Konferensi Ke-19 PUIC Lahirkan Jakarta Declaration, Puan: Komitmen Kolektif Perjuangkan Keadilan bagi Palestina

Kompas.com - 15/05/2025, 21:17 WIB
I Jalaludin S,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketua DPR RI Puan Maharani menutup perhelatan Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States ( PUIC)  atau forum Uni Parlemen negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam ( OKI). 

Penutupan Konferensi ke-19 PUIC digelar di Ruang Paripurna Gedung Nusantara DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (15/5/2025).

Konferensi tersebut ditutup dengan pengesahan resolusi terhadap isu-isu yang dibahas dalam pertemuan ke-19 PUIC di Indonesia bertajuk “ Jakarta Declaration” atau Deklarasi Jakarta. 

Puan menjelaskan, Jakarta Declaration merupakan komitmen kolektif untuk memperjuangkan keadilan bagi Palestina, memperkuat pemerintahan yang baik, dan membangun dunia yang lebih adil.

"Konferensi ini juga bukan sekadar pertemuan diplomatik. Ini adalah tonggak sejarah," katanya dalam siaran pers.

Baca juga: Di Konferensi Ke-19 PUIC, Puan Ajak Komunitas Internasional Tingkatan Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina

Puan menyebutkan, Indonesia sebagai tuan rumah dipastikan berkomitmen untuk terus mengawal tindak lanjut dari Deklarasi Jakarta. 

Selain itu, Indonesia juga mendukung upaya PUIC dalam memastikan implementasi nyata dari setiap resolusi yang telah disepakati bersama.

“Sebagai seorang perempuan, ibu, dan ketua parlemen, saya meyakini bahwa warisan kita bukan terletak pada besarnya gedung yang kita bangun,” ujarnya. 

Lebih dari itu, kata Puan, warisan PUIC terletak pada martabat yang dipulihkan bagi setiap anak, perempuan, dan keluarga, serta mereka yang terluka oleh perang, kemiskinan, dan ketidakadilan.

“Kami akan mewujudkan keadilan dan perdamaian bagi umat muslim dan bagi dunia,” jelas cucu Bung Karno tersebut.

Baca juga: Buka Forum PUIC Ke-19, Puan Tegaskan Tolak Gagasan Relokasi Warga Palestina dari Gaza

Oleh karenanya, Puan mengajak seluruh delegasi untuk membawa semangat dan isi Deklarasi Jakarta ke ruang sidang di parlemen negara masing-masing sebagai komitmen bersama untuk memperkuat solidaritas negara-negara OKI. 

“Saya sekali lagi mengucapkan terima kasih atas solidaritas dan kontribusi bapak dan ibu sekalian,” ujarnya. 

Dia berharap, pimpinan parlemen dan seluruh delegasi menikmati kunjungan di Indonesia dan membawa kesan baik. 

 “Sebagai wakil rakyat Indonesia, DPR RI ingin menyampaikan salam hangat kepada pemerintah, parlemen, dan seluruh rakyat di negara masing-masing,” ungkapnya.

Isi sidang PUIC

Adapun dalam rangkaian kegiatan PUIC yang berlangsung sejak 12 Mei 2025, sebanyak enam Komite Tetap (Standing Committee) membahas berbagai isu strategis, antara lain pemuda dan perempuan, Palestina, pembangunan berkelanjutan, minoritas muslim, urusan politik, dan urusan kebudayaan.

Baca juga: Puan Pimpin Sidang Pembukaan Konferensi Ke-19 PUIC, Ini Agendanya

Puan menilai, forum yang mengangkat tema “Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience” itu sejalan dengan harapan masyarakat dunia. 

Menurutnya, tata kelola pemerintahan yang partisipatif, transparan, dan akuntabel adalah nilai luhur Islam yang relevan dengan tantangan masa kini.

Sepanjang pelaksanaan PUIC, dukungan tegas terhadap perjuangan Palestina juga terus disuarakan. 

Forum PUIC dinilai telah menyuarakan nilai-nilai luhur Islam dan memperjuangkan keadilan, terutama atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina. 

"Izinkan saya menegaskan kembali, apa yang terjadi di Palestina, khususnya di jalur Gaza, bukan sekadar bencana kemanusiaan, melainkan krisis moral," tegasnya.

Puan mengatakan, Indonesia menegaskan kembali dukungan penuh dan tidak tergoyahkan terhadap kemerdekaan dan perdamaian di Palestina. 

Baca juga: Puan di Sidang Parlemen OKI: Islam Miliki Modal Jadi Kekuatan Baru Dunia

Isu-isu lain yang menjadi sorotan dalam Konferensi ke-19 PUIC adalah perlindungan perempuan dan anak dalam konflik, nasib minoritas Muslim, dan meningkatnya islamofobia. 

Puan pun mendorong PUIC untuk bersatu menyuarakan isu-isu tersebut secara tegas di forum regional dan global.

Tak hanya isu politik dan kemanusiaan, Puan juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama ekonomi antarnegara anggota OKI, khususnya dalam perdagangan halal, keuangan inklusif, dan pemberdayaan ekonomi umat.

Puan menegaskan, Indonesia merupakan negara yang terus mengedepankan nilai-nilai keislaman yang moderat dan dialog antarperadaban. 

“Indonesia percaya bahwa soft power dunia Islam perlu diperkuat, melalui pendidikan, pemberdayaan kaum muda, dan kepemimpinan perempuan," tuturnya.

Baca juga: Bilateral Meeting dengan Parlemen Malaysia, Puan Dorong Penguatan Solidaritas Parlemen Negara Islam

Lebih lanjut, Presiden ke-19 PUIC itu menyampaikan bahwa masih ada sejumlah konflik yang berlangsung saat ini bahkan melibatkan sesama negara anggota OKI. 

Puan menegaskan, hal tersebut adalah tantangan serius bagi solidaritas dan persaudaraan sesama negara muslim.

"Pada saat yang penuh ketidakpastian ini, negara anggota PUIC harus lebih aktif berperan menciptakan perdamaian di negara kita masing-masing, di kawasan kita, dan di dunia. Namun, syaratnya, kita dunia Islam harus bersatu dan tidak terpecah belah," ujarnya.

Penutupan PUIC

Dalam penutupan Konferensi ke-19 PUIC, Puan menekankan pentingnya persatuan dan solidaritas antarnegara OKI untuk menjawab tantangan global, terutama dalam menghadapi konflik, ketidaksetaraan, dan ketidakadilan yang masih terjadi. 

Dalam pidato penutupan Konferensi ke-19 PUIC, Puan menyampaikan terima kasih atas kehadiran delegasi negara OKI ke Indonesia dengan DPR menjadi tuan rumah. 

Baca juga: Dorong Ekonomi Hijau hingga Perdagangan, Puan Ajak Ceko serta Negara OKI Perkuat Kerja Sama Global

Apalagi, perhelatan di Jakarta kali ini sekaligus merayakan peringatan 25 tahun PUIC yang berdiri sejak 1999.

“Bapak dan ibu sekalian di Jakarta telah memperkuat semangat kebersamaan dan solidaritas antarparlemen dunia Islam,” katanya. 

Mantan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu pun mengajak seluruh anggota PUIC melangkah lebih jauh dari sekadar diplomasi.

"PUIC harus bangkit melampaui resolusi dan komitmen, hadir bukan hanya sebagai forum diplomasi, tetapi sebagai penggerak perubahan, menjadi katalisator dalam mengatasi tantangan nyata," ucapnya. 

Adapun sidang ke-19 PUIC diselenggarakan selama empat hari yang dihadiri delegasi parlemen 37 negara dari total 54 anggota OKI beserta sejumlah negara dan organisasi observer. 

Baik Puan maupun perwakilan DPR melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah delegasi negara sahabat yang hadir di Konferensi ke-19 PUIC untuk membahas penguatan hubungan bilateral, dan berbagai isu yang menjadi perhatian bersama.

Baca juga: Jadi Tuan Rumah Konferensi PUIC, Puan: DPR Siap Arahkan Solusi Konkret Jawab Tantangan Global Dunia Islam

Meski Konferensi ke-19 PUIC di Jakarta telah berakhir, DPR masih memegang keketuaan di forum Parlemen OKI ini selama setahun ke depan. 

Puan sebagai Ketua DPR dinobatkan menjadi pemegang presidensi PUIC tahun ini. 

“Jadi, ini suatu kehormatan dan kebanggaan bagi kami, PUIC sekarang ketuanya perempuan,” katanya. 

Puan menyatakan, anggota PUIC telah sepakat untuk memperkuat sinergi antarparlemen dan pemerintah. 

“Kami meyakini bahwa dengan situasi dunia yang seperti ini, tidak mungkin kemudian eksekutif berjalan sendirian, legislatif berjalan sendirian,” ucapnya.

Puan juga menegaskan, harus ada sinergi antara eksekutif dan legislatif dalam menjalankan kebijakan-kebijakannya untuk saling bersinergi sehingga kebijakan-kebijakan yang dilakukan bisa berjalan seiring sejalan.

Baca juga: DPR Harap Isu Perempuan dan Anak Semakin Diperhatikan Parlemen Negara OKI

Terkini Lainnya
Puan Maharani Apresiasi Kiprah Muhammadiyah dalam Membangun Bangsa

Puan Maharani Apresiasi Kiprah Muhammadiyah dalam Membangun Bangsa

DPR
Marak Kasus Bullying di Sekolah, Puan Desak Evaluasi Menyeluruh

Marak Kasus Bullying di Sekolah, Puan Desak Evaluasi Menyeluruh

DPR
DPR RI Terima Hasil Pemeriksaan BPK Semester I-2025, Puan: Bisa Jadi Bahan Masukan untuk Dewan

DPR RI Terima Hasil Pemeriksaan BPK Semester I-2025, Puan: Bisa Jadi Bahan Masukan untuk Dewan

DPR
Komisi DPR RI Dapat Mitra Kerja Baru, Ini Daftarnya

Komisi DPR RI Dapat Mitra Kerja Baru, Ini Daftarnya

DPR
DPR Sahkan UU KUHAP Baru, Puan Jelaskan Urgensi Pembaruan

DPR Sahkan UU KUHAP Baru, Puan Jelaskan Urgensi Pembaruan

DPR
Sesuai Keputusan MKD, Puan Pastikan Adies Kadir Aktif Kembali Sebagai Wakil Ketua DPR

Sesuai Keputusan MKD, Puan Pastikan Adies Kadir Aktif Kembali Sebagai Wakil Ketua DPR

DPR
Dasco Tegaskan DPR Akan Kaji Putusan MK Soal Larangan Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil

Dasco Tegaskan DPR Akan Kaji Putusan MK Soal Larangan Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil

DPR
Puan Ajak Ketua Parlemen Korsel Perkuat Kerja Sama Investasi Hijau hingga Budaya

Puan Ajak Ketua Parlemen Korsel Perkuat Kerja Sama Investasi Hijau hingga Budaya

DPR
Puan Maharani Soroti Krisis Palestina dan Sudan di Forum MIKTA 2025

Puan Maharani Soroti Krisis Palestina dan Sudan di Forum MIKTA 2025

DPR
Rating PMI Manufaktur RI Naik, Anggota Komisi VII DPR: Kita Tidak Boleh Terlena

Rating PMI Manufaktur RI Naik, Anggota Komisi VII DPR: Kita Tidak Boleh Terlena

DPR
DPR Dukung Prabowo Beri Amnesti dan Abolisi untuk 1.116 Warga, Termasuk Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto

DPR Dukung Prabowo Beri Amnesti dan Abolisi untuk 1.116 Warga, Termasuk Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto

DPR
Cegah Peningkatan PHK, DPR Perkuat Koordinasi dengan Kemenaker dan Dunia Usaha

Cegah Peningkatan PHK, DPR Perkuat Koordinasi dengan Kemenaker dan Dunia Usaha

DPR
Lawan Hoaks, Setjen DPR RI Gandeng Kantor Berita dan 4 Stasiun TV Nasional

Lawan Hoaks, Setjen DPR RI Gandeng Kantor Berita dan 4 Stasiun TV Nasional

DPR
Agar IKN Tidak Terlantar, Wakil Ketua DPR Dorong Wapres Berkantor di Sana

Agar IKN Tidak Terlantar, Wakil Ketua DPR Dorong Wapres Berkantor di Sana

DPR
Evaluasi Penyelenggaraan Haji 2025, Timwas DPR Sampaikan 3 Rekomendasi Utama

Evaluasi Penyelenggaraan Haji 2025, Timwas DPR Sampaikan 3 Rekomendasi Utama

DPR

Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com