KOMPAS.com - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta Komisi I DPR untuk segera memanggil Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto serta jajarannya.
Puan meminta mereka untuk menjelaskan insiden ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat yang merenggut nyawa 13 orang. Dari jumlah ini, sembilan orang merupakan warga sipil.
"Yang pertama, jangan sampai terjadi lagi hal seperti itu, harus dievaluasi kenapa itu terjadi dan lain kali jangan sampai kemudian melibatkan masyarakat sipil," kata Puan melalui siaran persnya, Jumat (16/5/2025).
Puan pun menekankan pentingnya pertanggungjawaban dan penjelasan dari TNI mengingat adanya dugaan pelibatan warga lokal dalam pemusnahan amunisi tanpa prosedur keamanan yang memadai.
Baca juga: Puan Maharani Jadi Presiden Uni Parlemen Negara OKI
"Dan kenapa itu terjadi, tentu saja nanti Komisi I harus bisa memanggil Panglima dan Danrem atau organ dan jajaran yang pada saat kejadian itu terlibat. Mereka harus bertanggung jawab karena sampai terjadi kejadian seperti itu,” tegasnya.
Untuk diketahui, korban inisiden amunisi di Garut terdiri dari 4 anggota TNI AD dan 9 sipil. Untuk TNI, korban tewas merupakan 2 perwira dan 2 bintara. Kini, penyebab ledakan tengah diinvestigasi oleh TNI AD.
Seperti diketahui, insiden ledakan yang bersumber dari pemusnahan amunisi tidak layak pakai di Pantai Cibalong, Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Kamis (12/5/2025) pagi.
Pihak TNI menyatakan warga sipil yang turut menjadi korban tewas diduga pemulung yang berupaya mengumpulkan sisa-sisa logam dari bekas ledakan, seperti serpihan granat dan mortir.
Baca juga: Panggung May Day Monas Dipenuhi Tokoh: Puan Maharani, Dasco, hingga Airlangga
Namun pihak keluarga membantah dan menyebut korban selama bertahun-tahun sudah terbiasa dipekerjakan TNI untuk membantu memusnahkan amunisi afkir.