KOMPAS.com - Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia tercatat sebesar 5,32 persen atau setara 7,2 juta jiwa per Februari 2025, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Angka ini didominasi oleh lulusan sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK).
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Cucun Ahmad Syamsurijal menilai tingginya angka pengangguran sebagai beban struktural yang harus dipecahkan.
Salah satu solusi yang diusulkan Cucun adalah melakukan transformasi pendidikan, khususnya di sektor pendidikan vokasi dan pesantren.
Atas dasar itu, Cucun mengadakan Focus Group Discussion ( FGD) bersama SMK Mitra Industri Bekasi dan Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Nusantara III, Senayan, Jakarta, Rabu (16/7/2025). Kegiatan ini juga dihadiri Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) serta Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian.
Baca juga: FGD STIP Jakarta: BPSDM Perhubungan Perkuat Standar Kompetensi Kerja
FGD bersama SMK Mitra Industri Bekasi dan TMMIN menjadi ruang kolaborasi antara dunia usaha, pendidikan vokasi, dan program percepatan transformasi pesantren berbasis keterampilan kerja.
“Kawasan industri MM2100 dan Akademi Toyota telah berkontribusi dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Kami ingin pengalaman ini bisa diintegrasikan dengan dunia pesantren,” ujar Cucun dilansir dari laman dpr.go.id, Rabu (16/7/2025).
Menurut Cucun, kolaborasi ini bertujuan menjembatani ketidaksesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan industri.
Sebagai langkah nyata, FGD tersebut menghasilkan kesepakatan untuk menjalankan proyek percontohan berupa pembinaan di 30 pesantren yang akan dikoneksikan langsung dengan dunia usaha.
Baca juga: BSU 2025 Dicairkan, Ibu Tunggal di Tangerang Gunakan untuk Biaya Anak di Pesantren
Program itu ditargetkan dapat menciptakan lulusan pesantren yang memiliki kompetensi siap kerja, khususnya lulusan dari SMK berbasis pesantren.
“Minimal, setelah lulus mereka tidak lagi kebingungan mencari pekerjaan karena sudah punya off-taker. Ini upaya kami menekan angka pengangguran terbuka,” ungkap Cucun.
Ia juga menegaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus berpihak secara nyata.
“Jangan sampai anggaran pendidikan tidak berdampak karena tidak tersambung dengan kebutuhan riil industri,” tegas politisi fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.
Baca juga: Anggota DPR Fraksi PKB Pertanyakan Program Rusun Pesantren Dihapus Kementerian PKP
Dalam kesempatan tersebut, Cucun mengungkapkan bahwa SMK Mitra Industri Bekasi dan Akademi Toyota merupakan dua contoh institusi pendidikan yang berhasil menjalin hubungan erat dengan industri.
Akademi Toyota bahkan telah menjadi pusat pelatihan dan pencetak teknisi otomotif yang berstandar global.
Kerja sama serupa diharapkan bisa direplikasi di lingkungan pesantren melalui pendekatan yang kontekstual.
Baca juga: Kemendikdasmen: Pendidikan Dasar Gratis Sekolah Negeri-Swasta Dilakukan Bertahap
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikdasmen menyatakan dukungannya terhadap inisiatif ini dan siap memfasilitasi program kolaboratif antara dunia pendidikan dan usaha, termasuk penyusunan kurikulum berbasis industri serta pelatihan guru produktif.
Adapun program kolaborasi yang digagas Cucun telah sejalan dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto untuk mendorong keterkaitan dan kesesuaian antara pendidikan dan industri.
Selain itu, Presiden Prabowo juga ingin menjadikan pesantren sebagai pusat pemberdayaan ekonomi dan vokasi berbasis keunggulan lokal.
Oleh karena itu, Cucun berharap proyek percontohan ini tidak hanya berhenti pada 30 pesantren, tetapi berkembang menjadi program nasional.
“Kami ingin negara hadir mencerdaskan kehidupan bangsa, tidak hanya di atas kertas, tetapi manfaatnya terasa bagi anak-anak muda di seluruh pelosok, termasuk dari pesantren,” ucapnya.
Baca juga: Cek Kesehatan Gratis Mulai Sasar Anak Sekolah, Diawali di Pesantren