KOMPAS.com - Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pimpinan parlemen negara yang hadir dalam Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC).
Dari Selasa (12/5/2025) pagi hingga siang, Puan melakukan bilateral meeting dengan pimpinan parlemen negara Aljazair, Bahrain, dan Oman yang merupakan anggota OKI.
Adapun PUIC merupakan konferensi persatuan parlemen negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang digelar di Ruang Delegasi DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
“Baru saja kami melaksanakan pertemuan bilateral dengan pimpinan parlemen Aljazair, Bahrain, Oman, dan Ceko. Ceko datang sebagai observer,” katanya dalam siaran pers, Selasa.
Pertemuan bilateral dengan empat pimpinan negara sahabat tersebut dilakukan secara terpisah.
Secara berurutan, Puan bertemu dengan Ketua Majelis Nasional Rakyat Aljazair, Ibrahim Boughali, Ketua Parlemen Kerajaan Bahrain Ahmed bin Salman Al Musalam, Ketua Dewan Syura Kesultanan Oman Khalid Hilal Nasser Al Maawali, dan Wakil Ketua DPR Republik Ceko Jan Skopecek.
Baca juga: Puan Ajak Parlemen Anggota OKI Perkuat Kerja Sama untuk Dunia yang Lebih Baik
Dalam empat pertemuan bilateral tersebut, Puan bersama para pimpinan parlemen yang hadir membahas isu-isu terkait dinamika internasional dan peningkatan kerja sama antarnegara lewat parlemen.
Secara khusus, Puan menyinggung pentingnya komitmen negara-negara dunia terhadap isu kemanusiaan Palestina.
“Penyelesaian konflik Palestina-Israel menjadi isu penting yang harus mendapatkan perhatian kita bersama,” ungkapnya.
Salah satu yang dibahas adalah Puan mengusulkan penghentian perang di Gaza dan menjamin akses bantuan kemanusiaan.
Kemudian, Puan juga membahas sejumlah isu terkait perdamaian antarbangsa hingga stabilitas regional dan global.
Bersama Ketua Majelis Nasional Rakyat Aljazair, Puan mengungkit sejarah Indonesia dan Aljazair yang tidak bisa dilepaskan dari sosok Presiden Pertama RI Soekarno. Sejak awal, Indonesia mendukung kemerdekaan Aljazair hingga merdeka pada 1962.
"Indonesia dan Aljazair memiliki sejarah yang panjang dan dibangun atas dasar perjuangan bersama dalam dekolonisasi dan solidaritas negara-negara Selatan," jelasnya.
Saat bertemu dengan Ketua Parlemen Bahrain, Puan membicarakan masalah perlindungan warga negara Indonesia (WNI) di negara tersebut mengingat jumlah WNI di Bahrain mencapai 6.900 orang yang sebagian besar bekerja di sektor informal.
Secara khusus, ia mengapresiasi upaya perlindungan warga Indonesia oleh pemerintah Bahrain.
Lalu, dengan Ketua Dewan Syura Kesultanan Oman, Puan mendiskusikan soal kerja sama bilateral kedua negara.
Puan menyebutkan, hubungan diplomatik RI-Oman yang terjalin sejak 1978 terus berkembang secara konsisten dan berlandaskan kesamaan nilai-nilai Islam, saling percaya dan persahabatan yang erat.
"Saya berharap kedua negara dapat mengintensifkan kembali kerja sama politik dengan merealisasikan Forum Konsultasi Politik II yang tertunda karena pandemi Covid-19," ucap mantan Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu.
Baca juga: Puan Bahas Palestina dan Pakistan-India dengan Pimpinan Parlemen Dunia
Lebih lanjut, Puan mengatakan, kerja sama antarparlemen juga dapat dilakukan melalui forum parlemen tingkat global dan regional, termasuk melalui PUIC.
Menurutnya, Konferensi ke-19 PUIC merupakan momen untuk menggalang solidaritas antarparlemen negara islam dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Puan menilai, hal tersebut dapat dilakukan dengan menumbuhkan resiliensi masyarakat, melalui perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik, akuntabilitas, serta transparansi.
“PUIC sebagai representasi parlemen negara muslim dapat berperan aktif dalam menciptakan dunia yang adil, damai, dan sejahtera," tutur perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Usai bilateral meeting, Puan mengecek kesiapan venue Konferensi ke-19 PUIC di kompleks parlemen, mulai dari ruang makan bagi delegasi dan ketua parlemen negara yang hadir, hingga Ruang Rapat Paripurna I Gedung Nusantara yang akan digunakan sebagai tempat pembukaan dan penutupan Konferensi ke-19 PUIC.
Puan mengatakan, pihaknya bangga dan terhormat bisa mempertemukan parlemen-parlemen negara OKI.
Baca juga: Puan Batal Bahas Masalah Pekerja Migran Saat Terima Presiden Senat Kamboja
“DPR siap menjadi tuan rumah dan berusaha memberikan yang terbaik untuk pelaksanaan konferensi ini,” ujarnya.
Dia juga berharap, PUIC menjadi representasi parlemen negara muslim dapat berperan aktif dalam menciptakan dunia yang adil, damai, dan sejahtera.
“Hal tersebut merupakan manifestasi kehadiran islam di dunia sebagai rahmatan lil alamin,” imbuh cucu Bung Karno tersebut.
Adapun Konferensi ke-19 PUIC digelar di Gedung DPR pada 12-15 Mei. Meski acara pembukaan resmi baru digelar Rabu (14/5/2025), rangkaian kegiatan ke-19 PUIC sudah dimulai sejak Senin (12/5/2025) dengan sejumlah pertemuan penting.
Beberapa sesi pertemuan yang telah dilakukan antara lain membahas isu terkait Palestina dan minoritas muslim, dialog peradaban dan agama, ekonomi dan lingkungan, serta isu hak asasi manusia, perempuan, dan keluarga.
Pelaksanaan ke-19 PUIC menandakan keketuaan DPR pada forum Uni Parlemen Negara-negara OKI. Dalam hal ini, Puan mengemban tugas sebagai Presiden ke-19 PUIC.
Baca juga: Prabowo Disebut Akan Hadiri Pembukaan Konferensi Ke-19 PUIC Besok
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Irine Yusiana Roba Putri usai mendampingi Puan dalam pertemuan bilateral di Gedung DPR.
“Ibu Ketua DPR kembali dipercaya untuk menjadi presiden organisasi internasional dan kali ini adalah menjadi presiden untuk Konferensi ke-19 PUIC,” ungkapnya.
Irine mengatakan, PUIC merupakan salah satu acara bergengsi sehingga membuktikan keketuaan Indonesia dipandang dunia.
Dia menyebutkan, salah satu isu utama yang dibahas pada Konferensi ke-19 PUIC di Indonesia adalah terkait komitmen untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Hal tersebut juga ditekankan Puan dalam pertemuan-pertemuan bilateral dengan pimpinan negara yang hadir.
“Kami ingin Konferensi ke-19 PUIC di Indonesia mampu menuntut kepada dunia atas perdamaian yang harus terjadi di Palestina,” ucapnya.
Baca juga: DPR Akan Bawa Isu Palestina Saat Jadi Tuan Rumah Konferensi Parlemen OKI
Anggota Komisi V DPR RI itu mengatakan, Puan menyampaikan bahwa dukungan Indonesia kepada Palestina tidak akan pernah putus negara ini merdeka.
“Kami percaya ketika perjuangan ini menjadi perjuangan bersama, kami akan lebih kuat dan lebih keras lagi bersuara untuk perdamaian di Palestina,” lanjutnya
Tak hanya bagi Palestina, Puan pun disebut mendorong terciptanya perdamaian di berbagai negara yang tengah berkonflik, termasuk Pakistan dan India.
“Ibu Ketua DPR juga tadi meminta kepada negara-negara yang melakukan bilateral meeting untuk bersama-sama mengutuk segala bentuk kekerasan yang terjadi kepada saudara-saudara muslim kita di berbagai negara, tidak hanya di Palestina. Seperti Pakistan-India, juga kekerasan Rohingya yang masih menjadi fokus dan juga beberapa wilayah lainnya,” papar Irine.
Pada pertemuan-pertemuan bilateral itu, Puan dan Irine turut didampingi Anggota BKSAP DPR Gilang Dhielafararez dan Mufti Anam.
Baca juga: Puan Audiensi dengan Erdogan pada Forum Parlemen Negara Pendukung Palestina di Turki