KOMPAS.com – Tim Pengawas (Timwas) Haji Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) meninjau penyediaan katering untuk jemaah haji asal Indonesia di Mekkah, Arab Saudi, Selasa (11/6/2024). Terdapat dua katering yang ditinjau, yakni Katering Al Ahmadi dan Katering Subul.
Berdasarkan hasil peninjauan, dua katering tersebut sebagian besar masih menggunakan bahan baku impor, seperti beras, terigu, hingga minyak goreng.
Salah seorang Anggota Timwas Haji Luluk Nur Hamidah pun menyayangkan kondisi ini. Menurutnya, Indonesia seharusnya dapat menyuplai bahan baku untuk katering jemaah haji.
Luluk menyebut, Indonesia perlu mencontoh Tiongkok yang mendatangkan seluruh bahan baku dari negaranya untuk memenuhi segala keperluan katering jemaah haji mereka.
“Negara Tiongkok mengirimkan empat ribu jemaah haji. Akan tetapi, total kebutuhan pangan mereka wajib didatangkan dari Tiongkok. Bahkan, mereka juga mendatangkan alat alat dapurnya sendiri plus chef-nya," ujar Luluk dalam siaran persnya, Rabu (12/6/2024).
"Mereka tidak mau kehilangan satu sen pun keuntungan dari jemaah yang ke sini. Lha kami 241.000 jemaah. Kebayang berapa kebutuhan dan juga apa yang bisa dimasukkan jadi devisa kembali,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Luluk mengatakan, penyediaan katering haji harus dibenahi dan ditata dari hulu hingga hilir.
"Hal ini pun bukan semata-mata urusan Kementerian Agama (Kemenag) saja, tetapi juga melibatkan lembaga dan kementerian terkait, seperti Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan badan usaha milik negara (BUMN)," ucapnya.
Baca juga: Seleksi CASN 2024, Kemenag Diminta Prioritaskan Talenta Digital