KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Puan Maharani mengadakan pertemuan bilateral dengan Chinese People's Political Consultative Conference (CPPCC) atau Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat (MPPR) Tiongkok di Gedung Great Hall of The People (Balai Agung Rakyat) Tiongkok, Beijing, Selasa (28/5/2024).
Puan berharap pertemuan pihaknya dengan Badan Penasihat Politik Tiongkok itu dapat membuka peluang untuk memperluas kerja sama antara Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
“Saya berharap pertemuan ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat kerja sama antarkedua negara yang lebih berkualitas, sehingga dapat memberikan dampak konkret dan bermanfaat bagi Indonesia dan RRT serta bagi para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM),” katanya seperti yang dikutip dari laman dpr.go.id, Rabu (29/5/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan Puan dalam kunjungan kerja (kunker) ke RRT. Dalam kunjungan ini, ia didampingi oleh sejumlah anggota DPR, termasuk Ketua Komisi IV DPR RI Sudin, Ketua Komisi V DPR RI Lasarus, dan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Diah Pitaloka.
Baca juga: Aldi Taher Tertinggal Jauh dari Verrel Bramasta dan Rieke Diah Pitaloka di Dapil Jabar VII
Selain itu, Puan juga didampingi Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris, Wakil Ketua BURT DPR RI Dede Indra Permana, Anggota Komisi III DPR RI Johan Budi, Anggota Komisi IX DPR RI Krisdayanti, serta Anggota Komisi XI DPR RI Masinton Pasaribu.
Puan dan delegasi DPR RI diterima langsung oleh Ketua CPPCC Wang Huning, seorang teoretikus politik Tiongkok dan salah satu pemimpin papan atas Partai Komunis Tiongkok (PKT). Pertemuan hangat ini berlangsung selama hampir satu jam di Ruang Anhui, Gedung Great Hall of The People.
“Saya ingin sampaikan apresiasi atas sambutan hangat Ketua CPPCC Wang Huning untuk menerima kunjungan saya dan delegasi DPR RI di Beijing, kota yang modern dan dinamis ini,” kata Puan.
Wang Huning menerima rombongan delegasi DPR RI bersama Wakil Ketua MPPR Shi Taifeng dan Shao Hong, Ketua Komisi Bangsa dan Agama MPPR Zhang Yijiong, Deputi Sekjen MPPR Mrs Zou Jiayi, serta perwakilan National People's Congress (NPC) (Dewan Legislatif) China, yakni Anggota Komisi Pertanian dan Pedesaan NPC Mrs Zhao Lixin, dan Deputi Sekjen NPC Hu Xiaoli.
Baca juga: 15 Danau di Indonesia Kritis, Tercemar Pupuk Pertanian
Sebagai informasi, CPPCC atau MPPR merupakan bagian sentral dari sistem front persatuan PKT. Anggota MPPR memberikan nasihat dan mengajukan proposal mengenai isu-isu politik dan sosial kepada badan-badan Pemerintah Tiongkok.
Namun, CPPCC atau MPPR adalah badan yang tidak memiliki kekuasaan legislatif yang nyata karena meskipun konsultasi dilakukan, hal tersebut diawasi dan diarahkan oleh PKT.
Persahabatan Indonesia dan Tiongkok telah memasuki babak baru dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik pada 2025.
RRT merupakan salah satu mitra terpenting bagi Indonesia karena Tiongkok adalah salah satu mitra perdagangan dan investasi terbesar di Indonesia.
Baca juga: Langkah Memulai Investasi di Instrumen Syariah
Puan menyatakan bahwa RRT adalah mitra strategis yang mampu mewujudkan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan ASEAN, Indo-Pasifik, dan tingkat global.
Ia berharap kerja sama bilateral antara Indonesia dan Tiongkok dapat difokuskan pada implementasi Plan of Action for Strengthening the Comprehensive Strategic Partnership 2022-2026 yang telah ditetapkan bersama.
“Saya berpandangan bahwa konsultasi kedua negara perlu dilakukan pada berbagai level. Pertemuan saya dengan Ketua CPPCC bernilai penting karena kami masing-masing memiliki pengaruh yang cukup kuat di negara kami,” tutur politisi fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tersebut.
Puan berharap melalui kesempatan tersebut dapat terus mendukung hubungan politik yang baik antara kedua negara, terutama dalam hubungan antar parlemen.
Baca juga: Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen
Ia juga ingin mendorong penguatan kerja sama antarparlemen melalui mekanisme dialog yang rutin dan saling kunjung antar pimpinan dan anggota parlemen.
"Saya juga ingin mendorong penguatan kerja sama antar parlemen melalui mekanisme dialog yang rutin dan saling kunjung antar pimpinan dan anggota parlemen," ucap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR tersebut.
Secara khusus, mantan Menko Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu menyoroti sejumlah hal.
Puan menilai perkembangan ekonomi dunia yang menunjukkan gejala fragmentasi dapat menjadi peluang untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara.
Baca juga: UGM Tak Naikkan UKT, Acuan Besaran Berdasar Indeks Kemampuan Ekonomi
“Saya mendorong peningkatan perdagangan kedua negara di tengah berbagai ketidakpastian global yang terjadi saat ini,” ucapnya.
Sejak 2021, perdagangan Indonesia dan Tiongkok mencatat kenaikan signifikan, pertama kali melebihi 100 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Pada 2023, perdagangan kedua negara tercatat sebesar 127 miliar dolar AS dan potensi perdagangan masih dapat terus dikembangkan.
“Di bidang investasi, saya mendorong lebih banyak investasi Tiongkok di Indonesia. Indonesia tentu siap untuk menjadi bagian rantai pasok global (global supply chain) dalam hubungan ekonomi yang saling menguntungkan,” ucap Puan.
Baca juga: Forum ITS 2024 Teken Tiga Inisiatif Transportasi Berkelanjutan
Ia berharap investasi Tiongkok di Indonesia memperhatikan aspek berkelanjutan (sustainability) dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, termasuk dalam peningkatan standar environmental, social, and governance (ESG).
Lebih lanjut, Puan menggarisbawahi tentang Regional Comprehensive Economic Corridor sebagai bagian penting kemitraan strategis komprehensif kedua negara.
Menurutnya, dukungan RRT sangat krusial bagi percepatan implementasi dan proyek strategis di Kawasan Industri Kalimantan Utara (Kaltara), khususnya investasi di bidang Petrokimia.
“Saya juga mendukung peningkatan kerja sama pembangunan untuk infrastruktur, hilirisasi industri, manufaktur, transisi energi, ketahanan pangan, dan investasi,” jelas Puan.
Baca juga: Buka Investasi Hotel di Proyek LRT Bali, Menteri Bahlil Tawarkan Kemudahan Izin dan Insentif Pajak
Puan menyatakan menyambut baik berbagai isu kunci yang mendukung peningkatan hubungan dagang antara Indonesia dan Tiongkok, seperti peningkatan kerja sama di bidang ekonomi digital melalui e-commerce, pembayaran dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), dan transformasi digital di Indonesia.
“Saya juga menyambut baik dukungan RRT terhadap pembangunan hijau di Indonesia melalui kerja sama di bidang transisi energi dan energi terbarukan,” tutur Puan.
Terkait sosial dan budaya, Puan berharap kerja sama pendidikan dan pembangunan kapasitas antara Indonesia dan Tiongkok dapat diperkuat melalui pemberian beasiswa bagi mahasiswa Indonesia baik di bidang riset maupun vokasi, penyediaan pelatihan Bahasa Mandarin, dan pelatihan training of trainer di bidang industri.
Baca juga: Kemendag Sebut 2 Sisi Industri Tembakau, Berpeluang Hasilkan Cuan tapi Rugikan Kesehatan
Di sisi lain, Puan mengatakan DPR mendukung penuh implementasi PoA kesehatan, pusat penelitian, pengembangan vaksin genomik, dan kerja sama alat kesehatan dalam upaya akselerasi kerja sama kesehatan.
“Termasuk penguatan kerja sama penelitian dan pengembangan tanaman herbal, serta transformasi sistem dan tata kelola pelayanan kesehatan,” ujar cucu Bung Karno itu.
Terkait upaya peningkatan kerja sama di bidang pariwisata, Puan berharap agar dibukanya lebih banyak penerbangan langsung dan fasilitas kunjungan timbal balik wisata, bisnis, dan investasi antara Indonesia dan Tiongkok.
Ia juga mendorong kontak antar masyarakat (people-to-people contact) yang lebih intensif.
Baca juga: Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara
“Hubungan antar masyarakat adalah fondasi bagi kokohnya hubungan antarnegara,” jelas Puan.
Dalam pertemuan tersebut, Puan juga menyinggung soal situasi keamanan global, khususnya di Timur Tengah.
Ia mengajak CPPCC untuk memperkuat kerja sama bagi penyelesaian masalah di Palestina.
“Saya mengharapkan dukungan Yang Mulia untuk adanya gencatan senjata secara permanen dan segera, dan dibukanya akses terhadap bantuan kemanusiaan ke Gaza. Dengan tujuan akhir adalah implementasi adanya two states solution,” tutur Puan.
Baca juga: Bagaimana Rencana The Day After Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza
Pada kesempatan yang sama, Ketua CPPCC Wang Huning menyampaikan terima kasih atas kunjungan Puan dan delegasi DPR ke Beijing.
Ia menyatakan bahwa Tiongkok juga mendukung segera terealisasinya perdamaian di Palestina.
“Kami berharap kunjungan ini semakin meningkatkan hubungan Indonesia dan RRT yang mempunyai sejarah panjang. Semoga kunjungan ini bermanfaat bagi negara serta rakyat Indonesia dan Tiongkok,” ucap Wang Huning.