KOMPAS.com – Presiden Inter-Parliamentary Union (IPU) Tulia Ackson menunjuk Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Puan Maharani menjadi duta IPU untuk mempromosikan kepemimpinan perempuan di parlemen.
Penunjukan ini dilakukan dalam agenda bilateral meeting antara Puan dan Tulia Ackson di International Conference Centre Geneva (CICG), Sabtu (23/3/2024).
Dalam pertemuan tersebut, Tulia Ackson mengaku terkesan terhadap Puan yang menjadi ketua perempuan pertama di DPR RI. Hal ini membuatnya menunjuk Puan untuk menjadi duta IPU.
“Sebagai tugas, IPU meminta Ibu ketua (Puan) mewakili IPU untuk berkunjung ke negara-negara dengan tingkat kepemimpinan politik perempuan yang masih rendah,” ujar Tulia Ackson melalui siaran persnya, Senin (25/3/2024).
Baca juga: Kutuk Keras Penembakan Massal di Moskwa Rusia, Wakil Ketua DPR: Aksi Terorisme yang Biadab
Tulia menambahkan, hal tersebut dilakukan sebagai kampanye untuk meningkatkan kesadaran keterwakilan perempuan dalam proses pembuatan keputusan.
Puan pun mengucapkan terima kasih atas penunjukkan tersebut. Ia mengaku siap melaksanakan tugas dengan baik untuk mencapai tujuan peningkatan kepemimpinan politik perempuan di dunia.
Tak lupa, Puan juga mengucapkan selamat atas terpilihnya Tulia Ackson sebagai Presiden ke-31 IPU pada IPU Assembly ke-147 di Angola, Oktober 2023.
“Keberhasilan ini mencerminkan pencapaian luar biasa, yakni ketika Ibu menjadi perempuan ketiga yang memimpin IPU, sekaligus perempuan pertama mewakili kawasan Afrika yang mengemban amanah ini,” ungkap Puan.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Spiritual Karyawan, Acara Ramadhan Ngantor Setjen DPR RI Tuai Respons Positif
Ia yakin, kepemimpinan Tulia Ackson di IPU dapat membawa IPU ke arah yang lebih efektif, akuntabel, dan transparan. Puan juga memberikan apresiasi terhadap komitmen Tulia dalam mendorong kerja sama internasional dan mempromosikan perdamaian serta nilai-nilai demokrasi.
“Sebagai sesama pemimpin perempuan, tentu kami dapat bekerja sama untuk memperkuat pembahasan isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di tingkat global,” jelasnya.
Puan berharap, pemimpin parlemen perempuan dapat berkomitmen untuk meningkatkan partisipasi perempuan di dunia politik.
“Mewakili DPR RI, saya siap mendukung dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan-tujuan mulia itu,” ucap Puan.
Baca juga: Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Tanggung Jawab Diambil Sang Pemimpin
Konferensi Anggota Parlemen Perempuan IPU
Setelah menjalani bilateral meeting, Puan turut menghadiri Forum of Women Parliamentarians. Konferensi ini dihadiri oleh 145 delegasi parlemen perempuan dari berbagai negara.
Pada forum ini, Puan menyampaikan gagasannya mengenai perkembangan artificial intelligence (AI) dimana perempuan dan anak perempuan tertinggal dalam bidang tersebut. Ia menuturkan bahwa AI tidak hanya membawa peluang besar, tetapi juga membawa tantangan yang besar.
“Dalam hal ini, saya percaya bahwa AI harus diatur secara komprehensif,” tutur Puan.
Di samping itu, Puan juga menyoroti nasib perempuan dan anak-anak yang sering terkena dampak dalam konflik dan perang termasuk di Gaza dan Ukraina. Pasalnya, 67 persen korban konflik di Gaza merupakan perempuan dan anak-anak.
Baca juga: PDI-P Dinilai Berhak Dapat Kursi DPR, tapi Golkar Masih Punya Peluang
“Ini merupakan peringatan yang menyakitkan bagi komunitas global untuk berinvestasi lebih banyak pada agenda perempuan, perdamaian, dan keamanan,” terang Puan.
“Untuk mengatasi masalah ini, kita sebagai pemimpin perempuan harus mengambil tindakan nyata. Kita harus mendorong kepemimpinan perempuan dalam proses perdamaian. Demikian pula, kita juga harus memastikan bahwa perempuan terlibat aktif dalam pengembangan AI,” jelasnya.
Puan juga memastikan bahwa DPR RI akan terus berkomitmen dan berperan aktif dalam menyuarakan kepentingan nasional Indonesia dan merespons berbagai tantangan global bersama IPU.