KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menatakan, kampanye penurunan stunting yang sudah gencar dan terus menerus dilakukan harus diimbangi dengan kemampuan pemerintah menyediakan sumber pangan bergizi yang mudah dan murah.
Sebab, inflasi yang tidak terkendali dapat berdampak serius pada akses masyarakat terhadap pangan bergizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.
"Peningkatan inflasi dapat mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat terhadap bahan pangan,” ungkapnya melansir dpr.go.id, Sabtu (16/3/2024).
Netty mengatakan, jika sumber protein dan zat gizi lainnya mahal, banyak keluarga yang berisiko tidak mampu menyiapkan makanan bergizi untuk anak-anaknya.
Hal tersebut dapat berdampak pada peningkatan risiko stunting. Oleh karena itu, dia meminta pemerintah mengambil langkah-langkah efektif untuk mengendalikan inflasi.
Baca juga: Ketua Komisi II DPR: TNI dan Polri Bisa Isi Jabatan Eselon I dan Pemerintah Pusat
“Jangan sampai kampanye penurunan stunting hancur berantakan dan tidak ada maknanya karena masyarakat sulit mengakses sumber bahan pangan untuk kesehatan remaja, ibu hamil dan menyusui," katanya.
Netty mengatakan, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret dalam mengatasi masalah stunting guna memastikan pertumbuhan dan perkembangan optimal generasi muda Indonesia.
“Pengendalian inflasi untuk ketersediaan pangan mudah dan murah adalah salah satu pekerjaan rumah (PR) yang harus dipikirkan pemerintah agar risiko peningkatan stunting dapat ditekan," katanya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, angka inflasi pada Februari 2024 mengalami peningkatan di level 2,75 persen jika dibandingkan pada Januari yang 2,57 persen.
“Apa langkah pemerintah untuk mencegah peningkatan inflasi dan meroketnya harga bahan pangan?” kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat (Jabar) VIII itu.
Baca juga: Rapat Panja RUU DKJ, Baleg DPR: Kekhususan Jakarta Belum Clear
Terlebih, kata Netty, kebutuhan terhadap bahan-bahan pokok saat Ramadhan meningkat drastis.
“Permintaan yang tinggi akan membuat persediaan menipis yang bakal semakin memicu naiknya harga-harga,” jelasnya.