KOMPAS.com – Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Intan Fauzi mengatakan, kesiapan pemerintah dalam menghadapi ancaman resesi pangan harus tepat dan terukur.
Dia meminta pemerintah tidak terlena dengan kondisi yang ada saat ini sehingga kemudian menjadi buah simalakama.
Terlebih, kata Intan, resesi pangan akan sangat berdampak pada stabilitas ekonomi nasional dan sektor strategis lainnya.
Dia mengatakan itu dalam forum pertemuan dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan sejumlah Badan usaha Milik Negara (BUMN) pangan di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (27/10/2022).
“Jangan hanya seperti pemadam kebakaran, bahwa nanti kalau resesi pangan itu terjadi kita tidak siap. Jadi harus mulai dipikirkan mengenai stok pangan baik itu bahan pokok,” tegasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (31/10/2022).
Oleh karenanya, Intan pun mendorong berbagai institusi yang bergerak di sektor pangan serius meningkatkan kinerja dan sinergitasnya dalam mempersiapkan Indonesia melewati situasi krisis global.
Baca juga: DPR Dorong Para Ibu Rumah Tangga Manfaatkan Modal dari PNM untuk Gerakkan UMKM
Menurutnya, berbagai inovasi pengolahan bahan pangan dan penanganan pascapanen dapat dilakukan untuk menjaga stok pangan dan stabilitas harga.
Hal itu dilakukan sebagai langkah pencegahan setelah beberapa bulan pascapanen. Sebab, beberapa komoditi, seperti bawang merah mengalami kelangkaan dan kenaikan harga setelah pascapanen.
Intan berharap, bangsa Indonesia benar-benar siap menghadapi kondisi krisis melalui program yang terintegrasi secara menyeluruh.
Ia optimistis Indonesia akan mampu menghadapi situasi krisis global apabila seluruh sektor vital terintegrasi dengan baik.
Terkait kesiapan Indonesia menghadapi resesi, politisi Partai Amanan Nasional (PAN) itu menilai Indonesia sudah siap berkat potensi kekayaan pangan Indonesia yang mampu menjadi buffer stock dalam menjaga kedaulatan pangan nasional.
Baca juga: Ada Potensi Resesi Global 2023, Demer Minta Pemerintah Antisipasi Dini Adanya Krisis Pangan
Intan juga menilai, sejauh ini langkah pemerintah dalam mengamankan stok pangan nasional melalui berbagai kebijakan dan pembangunan infrastruktur pangan di tengah kondisi krisis sudah cukup baik.
Dia menyebutkan, berbagai infrastruktur pangan yang telah disiapkan pemerintah tidak semata untuk menghadapi resesi, tetapi juga dalam jangka panjang. Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan lebih dari 270 juta rakyat Indonesia.
“Seperti apa yang dilakukan Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) menginvestasikan infrastruktur pangan yang besar dengan dana yang besar di setiap sentra pangan berupa modern rice milling,” ujarnya.
Dia berharap, infrastruktur modern dapat bekerja dengan baik karena gabah petani dapat diserap dan diproses.
Baca juga: ID Food Dorong Negara G20 untuk Antisipasi Krisis Pangan