KOMPAS.com- Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan dukacita mendalam atas wafatnya pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus.
Ia berharap ajaran-ajaran baik dan mulia Paus Fransiskus menjadi warisan yang dapat diteruskan.
“Duka mendalam atas berpulangnya Paus Fransiskus. Semoga warisan semangat perdamaian dalam kasihnya selalu hidup di hati umat manusia,” kata Puan seperti diberitakan dpr.go.id, Senin (21/4/2025).
Seperti diketahui, Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) di usia 88 tahun, sehari setelah kemunculannya di Saint Peter's Square pada Minggu (20/4/2025) waktu setempat saat Paskah.
Kondisi kesehatan Paus Fransiskus diketahui memang menurun beberapa waktu belakangan. Sebelumnya Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit selama lima minggu karena pneumonia ganda.
Baca juga: Deretan Negara yang Tetapkan Hari Berkabung Nasional untuk Hormati Wafatnya Paus Fransiskus
Puan mengenang kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada tanggal 3-6 September 2024. Saat itu, kedatangan Paus mendapat sambutan hangat dari masyarakat Indonesia.
" Ini menjadi bukti bahwa Bapa Suci tidak hanya dicintai oleh umat Katolik, tapi juga dihargai seluruh umat dari beragam agama,” tutur perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
“Sosok Sri Paus yang sangat rendah hati dan penuh kesederhanaan membuat beliau dikagumi oleh masyarakat Indonesia,” imbuh Puan.
Ia pun merasa tersanjung memperoleh undangan dari Paus ke Istana Apostolik, Kota Vatikan untuk menghadiri World Leaders Summit on Children's Rights atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Dunia tentang Hak Anak pada awal Februari 2025.
Puan diundang bersama Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.
“Dalam acara tersebut, para tokoh dunia berkesempatan untuk berdialog dan melakukan tindakan mendalam guna melindungi hak dan kesejahteraan setiap anak,” tutur Puan.
Baca juga: Puan Kenang Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia: Sosok yang Sangat Rendah Hati
Pertemuan bertema 'Let's Love and Protect Them' tersebut dihadiri para pemimpin dunia, seperti sejumlah kepala negara, pejabat tinggi, dan advokat global terkemuka untuk hak anak.
Puan pun mengapresiasi inisiasi Paus menggelar perhelatan KTT Pemimpin Dunia tentang Hak Anak. Sebab acara itu sekaligus mendorong kerja sama internasional untuk membangun masa depan yang lebih aman dan lebih adil bagi anak-anak di seluruh dunia.
“Dengan World Leaders Summit on Children's Rights, kita dapat duduk bersama dan bertukar pikiran tentang hak anak dan misi kemanusiaan global demi generasi mendatang,” paparnya.
Sebelum perhelatan World Leaders Summit on Children's Rights, Puan bersama Megawati juga sempat mengikuti forum Unbroken Kids Alliance yang digelar di Museum San Salvatore in Lauro, Roma, Italia, Minggu (2/2/2025). Aliansi ini menaungi anak-anak korban perang Palestina dan Ukraina.
Saat itu, Puan dan Megawati juga diterima Paus Fransiskus di kediamannya langsung pada Jumat (7/2/2025).
Menurut pihak Vatikan, untuk pertama kalinya Paus Fransiskus bersedia menerima tamu luar negerinya di kediaman pribadi. Meski dalam kondisi kurang sehat, Sri Paus kalai itu tetap menyempatkan diri bertemu Puan dan Megawati.
Baca juga: Puan: Warisan Semangat Perdamaian Paus Fransiskus Selalu Hidup di Hati Umat
Hal tersebut dilakukan Paus karena penghormatannya terhadap keluarga Bung Karno, terutama Megawati, yang sempat diminta menjadi juri Zayed Award.
Adapun ajang tersebut memberi apresiasi terhadap organisasi dan individu yang mendorong dan mendukung kegiatan-kegiatan kemanusiaan.
Puan menyebutkan pertemuan dengan Paus di Santa Marta kala itu berjalan dengan hangat. Ia mengucapkan terima kasih atas kesediaan Paus yang sempat menerimanya.
“Saya benar-benar merasa terhormat atas sambutan Paus kepada kami. Meski dalam kondisi kurang sehat, Paus saat itu menerima kami dengan hangat dan ramah,” ungkapnya.
Saat bertemu Paus Fransiskus, Puan bersama Megawati menyampaikan salam dari bangsa Indonesia, khususnya umat Katolik di Indonesia yang begitu mengagumi Sri Paus.
Kepada keduanya, Paus mengucapkan terima kasih atas keramahan bangsa Indonesia sambil mengatakan rakyat Indonesia adalah beautiful people.
Ia dan Megawati juga memberikan cenderamata untuk Paus Fransiskus. Puan memberikan kenang-kenangan berupa baju wayang yang terbuat dari batik tradisional Indonesia. Sri Paus terlihat membuka hadiah dari Puan dengan antusias.
Baca juga: Paus Fransiskus Berpulang: Tentang Frailty, Penuaan, dan Martabat Manusia
Sementara itu, Megawati memberikan lukisan Bunda Maria yang dibawa khusus dari Jakarta. Lukisan tersebut dipigura dengan tinggi 176 cm serta lebar 120 cm, dan uniknya Bunda Maria digambarkan menggunakan kerudung mantilla berwarna putih dan berkebaya merah.
Paus Fransiskus terlihat sangat senang mendapatkan dua cenderamata tersebut dan mengucapkan terima kasih kepada Megawati dan Puan.
Menurut Puan, kepergian Paus bukan hanya kehilangan bagi umat Katolik. tetapi juga untuk masyarakat dunia.
“Sri Paus Fransiskus merupakan tokoh yang sangat mendukung perdamaian. Beliau selalu mengadvokasi agar kekerasan dan perang dihentikan. Dunia kehilangan sosok besar,” sebut cucu Bung Karno tersebut.
“Selamat jalan Bapa Suci, Paus Fransiskus. Semoga warisan semangat Sri Paus dalam kemanusiaan akan terus membawa manfaat dan diteruskan oleh semua umat manusia di muka bumi,” tutup Puan