Tingkatkan Daya Saing Global, Komisi VII DPR RI Dorong Transformasi Digital PT PAL

Kompas.com - 09/12/2025, 14:10 WIB
Tsabita Naja,
Dwinh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia RI (RI) Ilham Permana mendorong percepatan transformasi digital PT Penataran Angkatan Laut (PAL) Indonesia agar industri pertahanan maritim nasional mampu bersaing di tingkat global. 

Pernyataan tersebut disampaikan Ilham saat kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI ke PT PAL Indonesia di Surabaya, Sabtu (7/12/2025).

Menurutnya, PT PAL tidak hanya berperan sebagai shipyard atau galangan kapal, tetapi pilar utama kemandirian pertahanan laut Indonesia. Oleh karena itu, transformasi menuju galangan kapal digital dan ramah lingkungan dinilai harus dilakukan.

“PT PAL adalah garda depan kemandirian pertahanan maritim Indonesia. Ke depan, kami ingin PAL menjadi digital and green defence shipyard pertama di Asia Tenggara,” ujar Ilham, dilansir dari laman dpr.go.id, Selasa (9/12/2025).

Baca juga: PT PAL Indonesia: Proyek Kapal Filipina Berjalan Sesuai Tahapan

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa transformasi ini bukan sekadar mengikuti perkembangan teknologi, tetapi menjadi bagian dari strategi menjaga kedaulatan laut Indonesia.

Ilham menilai, perkembangan industri global menuntut galangan kapal untuk mengadopsi desain efisien, digital twin, otomasi, dan teknologi rendah emisi.

Negara yang berhasil memenuhi standar tersebut akan memiliki posisi lebih kuat di pasar ekspor kapal perang maupun kapal niaga.

Selain digitalisasi, legislator daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat III itu juga menyoroti pentingnya skema pembiayaan yang kompetitif.

Baca juga: Menakar Skema Pembiayaan Koperasi Desa Merah Putih

Ia mendorong pemerintah menyiapkan mekanisme sovereign-backed export credit untuk memperkuat posisi PT PAL di pasar internasional yang selama ini didominasi oleh shipyard dengan dukungan pembiayaan negara.

“Pembiayaan adalah kunci. Tanpa dukungan ekspor dan kredit defensif yang kuat, kita sulit bersaing dengan Korea Selatan, Turkiye, atau China. Indonesia perlu masuk gelanggang dengan instrumen yang setara,” tegas Ilham.

Dari sisi hulu, Komisi VII DPR RI mengusulkan penerapan kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) berbasis risiko teknologi yang berfokus pada komponen kritis, seperti propulsi, radar, sensor, dan sistem tempur.

Menurut Ilham, penguasaan komponen strategis ini akan menentukan tingkat kemandirian alat utama sistem senjata ( alutsista) nasional pada 2029.

Baca juga: Banjir Sumatera: 30.864 Prajurit TNI Dikerahkan, 70 Alutsista Diterjunkan

Dalam kunjungan tersebut, Komisi VII DPR RI juga mendorong PT PAL mengembangkan modular export kit, yakni platform kapal yang dapat dikustomisasi dengan cepat untuk negara berkembang, serta mengoptimalkan model bisnis drydock-as-a-service untuk memperkuat Surabaya sebagai pusat maintenance, repair, and operations (MRO) regional.

“Kemandirian alutsista 2029 tidak boleh menjadi slogan. Komisi VII akan mengawal transformasi PT PAL agar industri pertahanan maritim kita mampu bersaing dan memberi nilai tambah bagi bangsa,” ucap Ilham.

Terkini Lainnya
Peringati Hati Antikorupsi Sedunia, Puan Maharani: Perempuan Harus Jadi Benteng Awal Melawan Korupsi

Peringati Hati Antikorupsi Sedunia, Puan Maharani: Perempuan Harus Jadi Benteng Awal Melawan Korupsi

DPR
Titiek Soeharto: Perempuan  Punya Peran Penting untuk Mencegah Korupsi

Titiek Soeharto: Perempuan Punya Peran Penting untuk Mencegah Korupsi

DPR
Tingkatkan Daya Saing Global, Komisi VII DPR RI Dorong Transformasi Digital PT PAL

Tingkatkan Daya Saing Global, Komisi VII DPR RI Dorong Transformasi Digital PT PAL

DPR
Sampaikan Hasil Kerja DPR, Puan Pastikan Anggota DPR Bakal Kawal Aspirasi Rakyat

Sampaikan Hasil Kerja DPR, Puan Pastikan Anggota DPR Bakal Kawal Aspirasi Rakyat

DPR
DPR RI Resmi Sahkan RUU Penyesuaian Pidana Jadi UU

DPR RI Resmi Sahkan RUU Penyesuaian Pidana Jadi UU

DPR
Resmi, DPR Tetapkan Pansus RUU Desain Industri dan Pansus RUU Hukum Perdata Internasional

Resmi, DPR Tetapkan Pansus RUU Desain Industri dan Pansus RUU Hukum Perdata Internasional

DPR
Bangun Ikatan Emosional, DPR dan Jurnalis Parlemen Perkuat Komitmen

Bangun Ikatan Emosional, DPR dan Jurnalis Parlemen Perkuat Komitmen "Open Parliament"

DPR
Puan Tegaskan Komitmen RI Perkuat Kerja Sama Strategis dengan China

Puan Tegaskan Komitmen RI Perkuat Kerja Sama Strategis dengan China

DPR
DPR RI–Parlemen Hungaria Bahas Kerja Sama di Bidang Pendidikan hingga Keamanan Siber

DPR RI–Parlemen Hungaria Bahas Kerja Sama di Bidang Pendidikan hingga Keamanan Siber

DPR
Puan Minta Pejabat Jaga Ucapan saat Tanggapi Bencana: Prioritaskan Empati, Bukan Komentar

Puan Minta Pejabat Jaga Ucapan saat Tanggapi Bencana: Prioritaskan Empati, Bukan Komentar

DPR
Tetapkan Pedoman Pengelolaan TVR Parlemen, DPR Perkuat Kualitas Penyiaran untuk Transparansi Informasi Publik

Tetapkan Pedoman Pengelolaan TVR Parlemen, DPR Perkuat Kualitas Penyiaran untuk Transparansi Informasi Publik

DPR
Sampaikan Duka Cita, Adies Kadir Ajak Dunia Usaha Perkuat Pemulihan di Aceh, Sumut, dan Sumbar

Sampaikan Duka Cita, Adies Kadir Ajak Dunia Usaha Perkuat Pemulihan di Aceh, Sumut, dan Sumbar

DPR
Puan Maharani Terima Kunjungan Ketua MPR China, Minta Kemitraan RI-China Ditingkatkan Lagi

Puan Maharani Terima Kunjungan Ketua MPR China, Minta Kemitraan RI-China Ditingkatkan Lagi

DPR
Wakil Ketua DPR: Hubungan RI–Hungaria Masuki Fase Kemitraan yang Semakin Konkret

Wakil Ketua DPR: Hubungan RI–Hungaria Masuki Fase Kemitraan yang Semakin Konkret

DPR
Komisi VII Sebut Penguatan Standardisasi Jadi Kunci Tata Kelola Industri Nasional

Komisi VII Sebut Penguatan Standardisasi Jadi Kunci Tata Kelola Industri Nasional

DPR

Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com