Komisi I DPR Paparkan Peluang Strategis Indonesia Bergabung dengan BRICS

Kompas.com - 29/10/2024, 20:01 WIB
Dwinh,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Sukamta mengungkapkan peluang yang dapat dimanfaatkan Indonesia jika bergabung dengan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS).

Salah satu peluang utama adalah peningkatan investasi asing, terutama dari negara-negara seperti China dan India.

“Keanggotaan ini juga membuka jalan bagi transfer teknologi dan inovasi, yang dapat mendukung pembangunan infrastruktur dan industri dalam negeri,” ujar Sukamta dalam siaran pers yang dikutip dari laman dpr.go.id, Selasa (29/10/2024).

Pernyataan tersebut disampaikan Sukamta sebagai bentuk respons dukungan Komisi I DPR RI terhadap rencana pemerintah untuk membawa Indonesia bergabung dengan aliansi ekonomi BRICS Plus.

Baca juga: Dukung Indonesia Gabung BRICS, Ketua DPD: Terobosan Tingkatkan Ekonomi

Menurut Sukamta, masuknya Indonesia ke dalam kelompok kekuatan ekonomi ini tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi, tetapi juga strategi geopolitik di tengah ketegangan global.

Sukamta menjelaskan bahwa aliansi BRICS dapat mewakili pasar ekonomi global yang berkembang pesat.

Dengan bergabung dalam BRICS Plus, kata dia, Indonesia akan memiliki akses lebih luas ke pasar non-tradisional, termasuk Brasil, Rusia, dan Afrika Selatan.

“Diversifikasi ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada pasar Barat, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global,” tutur Sukamta.

Baca juga: Ekonomi Global Belum Pulih, Jokowi Sebut Indonesia Harus Lindungi Pasar Domestik

Keuangan BRICS juga memiliki lembaga seperti New Development Bank (NDB), yang dapat menjadi sumber pendanaan alternatif untuk proyek besar di Indonesia, termasuk di sektor infrastruktur, energi, dan pembangunan berkelanjutan.

“Dengan keanggotaan ini, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada lembaga keuangan internasional yang didominasi negara Barat,” ucap Sukamta.

Selain itu, Sukamta menegaskan bahwa keanggotaan di BRICS Plus memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk berperan dalam penyusunan kebijakan global.

“Indonesia bisa menggunakan forum ini untuk mendorong kepentingan nasional di sektor ekonomi dan politik internasional, serta memperkuat pengaruh di organisasi internasional lainnya,” kata legislator dari daerah pemilihan (Dapil) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu.

Menunggu keputusan dari negara anggota BRICS

Sebagai informasi, keinginan agar Indonesia bergabung dengan BRICS disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono, yang diutus Presiden Prabowo Subianto untuk mengikuti KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia, pada pekan lalu.

Dengan penyampaian resmi tersebut, Indonesia kini menunggu keputusan dari negara-negara anggota BRICS.

“Bila resmi bergabung, Indonesia dapat memperkuat hubungan dengan negara-negara berkembang sambil tetap menjaga kemitraan strategis dengan Barat. Ini sejalan dengan prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif,” ucap Sukamta.

Baca juga: Gibran Pegang Kendali RI Selama Prabowo ke Luar Negeri Pekan Depan

Ia juga menekankan pentingnya untuk terus memperluas kerja sama internasional dan memperkuat posisi Indonesia dalam berbagai forum ekonomi global.

Sukamta mengatakan bahwa inisiatif bergabung dengan BRICS memberikan peluang besar, tetapi Indonesia harus tetap menjaga keseimbangan hubungan dengan mitra tradisional di Barat, seperti Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.

Indonesia harus cerdas memainkan peran 

Selain itu, Sukamta mengingatkan bahwa Indonesia harus cerdas dalam memainkan perannya jika diterima sebagai anggota BRICS Plus.

Sukamta menyoroti keragaman latar belakang ekonomi dan politik di antara anggota BRICS sebagai tantangan yang perlu diantisipasi.

Baca juga: Kesenjangan Ekonomi, Pendidikan, dan Kesehatan, Tantangan Utama Cagub Riau

“Perbedaan kepentingan dan visi bisa menjadi hambatan dalam mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak,” ucapnya.

Respons terhadap keinginan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS sangat positif, termasuk dari Rusia sebagai inisiator forum tersebut.

Selain Indonesia, ada 12 negara lain yang juga menyatakan minat untuk menjadi mitra BRICS, seperti Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam.

Baca juga: Investor Vietnam Minat Kembangkan Industri Sapi Perah di Poso, Proyeksi Produksi Susu 1,8 Juta Per Tahun

Sukamta mengatakan bahwa bergabungnya Indonesia dengan BRICS Plus harus dipandang sebagai upaya memperluas opsi kerja sama, bukan sebagai langkah berpihak pada satu blok tertentu.

“Indonesia harus tetap menjadi jembatan dialog antara kekuatan dunia, baik di Timur maupun Barat,” ujarnya.

Untuk memaksimalkan keanggotaan di BRICS Plus, Sukamta menyarankan agar Indonesia mempersiapkan diri dengan kebijakan ekonomi yang lebih kompetitif dan adaptif.

Persiapan tersebut, meliputi reformasi struktural di bidang ekonomi, peningkatan daya saing industri nasional, dan perbaikan iklim investasi.

Baca juga: Mengintip Portofolio Investasi Veddriq Leonardo, Peraih Emas Olimpiade 2024

Sukamta menegaskan bahwa langkah Indonesia untuk bergabung dengan BRICS adalah bagian dari strategi besar untuk memperkuat kemandirian dan kedaulatan ekonomi, sambil tetap menjaga keseimbangan hubungan dengan mitra tradisional di Barat.

Terkini Lainnya
Anggota DPR Aceh Bantah Klaim Pemulihan Listrik 97 Persen, Desak Menteri ESDM Percepat Penanganan

Anggota DPR Aceh Bantah Klaim Pemulihan Listrik 97 Persen, Desak Menteri ESDM Percepat Penanganan

DPR
Komisi X Desak Pemerintah Jamin Hak Pendidikan Anak Terdampak Bencana

Komisi X Desak Pemerintah Jamin Hak Pendidikan Anak Terdampak Bencana

DPR
Kunker ke Semarang, Komisi VI DPR Soroti Serapan Gula Rakyat oleh Pabrik

Kunker ke Semarang, Komisi VI DPR Soroti Serapan Gula Rakyat oleh Pabrik

DPR
Peringati Hati Antikorupsi Sedunia, Puan Maharani: Perempuan Harus Jadi Benteng Awal Melawan Korupsi

Peringati Hati Antikorupsi Sedunia, Puan Maharani: Perempuan Harus Jadi Benteng Awal Melawan Korupsi

DPR
Titiek Soeharto: Perempuan  Punya Peran Penting untuk Mencegah Korupsi

Titiek Soeharto: Perempuan Punya Peran Penting untuk Mencegah Korupsi

DPR
Tingkatkan Daya Saing Global, Komisi VII DPR RI Dorong Transformasi Digital PT PAL

Tingkatkan Daya Saing Global, Komisi VII DPR RI Dorong Transformasi Digital PT PAL

DPR
Sampaikan Hasil Kerja DPR, Puan Pastikan Anggota DPR Bakal Kawal Aspirasi Rakyat

Sampaikan Hasil Kerja DPR, Puan Pastikan Anggota DPR Bakal Kawal Aspirasi Rakyat

DPR
DPR RI Resmi Sahkan RUU Penyesuaian Pidana Jadi UU

DPR RI Resmi Sahkan RUU Penyesuaian Pidana Jadi UU

DPR
Resmi, DPR Tetapkan Pansus RUU Desain Industri dan Pansus RUU Hukum Perdata Internasional

Resmi, DPR Tetapkan Pansus RUU Desain Industri dan Pansus RUU Hukum Perdata Internasional

DPR
Bangun Ikatan Emosional, DPR dan Jurnalis Parlemen Perkuat Komitmen

Bangun Ikatan Emosional, DPR dan Jurnalis Parlemen Perkuat Komitmen "Open Parliament"

DPR
Puan Tegaskan Komitmen RI Perkuat Kerja Sama Strategis dengan China

Puan Tegaskan Komitmen RI Perkuat Kerja Sama Strategis dengan China

DPR
DPR RI–Parlemen Hungaria Bahas Kerja Sama di Bidang Pendidikan hingga Keamanan Siber

DPR RI–Parlemen Hungaria Bahas Kerja Sama di Bidang Pendidikan hingga Keamanan Siber

DPR
Puan Minta Pejabat Jaga Ucapan saat Tanggapi Bencana: Prioritaskan Empati, Bukan Komentar

Puan Minta Pejabat Jaga Ucapan saat Tanggapi Bencana: Prioritaskan Empati, Bukan Komentar

DPR
Tetapkan Pedoman Pengelolaan TVR Parlemen, DPR Perkuat Kualitas Penyiaran untuk Transparansi Informasi Publik

Tetapkan Pedoman Pengelolaan TVR Parlemen, DPR Perkuat Kualitas Penyiaran untuk Transparansi Informasi Publik

DPR
Sampaikan Duka Cita, Adies Kadir Ajak Dunia Usaha Perkuat Pemulihan di Aceh, Sumut, dan Sumbar

Sampaikan Duka Cita, Adies Kadir Ajak Dunia Usaha Perkuat Pemulihan di Aceh, Sumut, dan Sumbar

DPR

Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com