KOMPAS.com – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Gus Muhaimin Iskandar atau Gus Ami meminta pemerintah Indonesia untuk menambah jumlah laboratorium yang berguna untuk kegiatan whole genome sequencing (WGS).
“Sekarang di Indonesia baru ada 17 laboratorium yang bisa mendeteksi varian virus baru. Sudah waktunya ditambah agar deteksinya lebih cepat,” kata Gus Ami melalui keterangan pers resminya, dikutip Kompas.com, Rabu (30/6/2021).
Sebagai informasi, WGS merupakan salah satu cara untuk mengetahui tiga varian baru Covid-19 dari luar negeri yang mulai bermunculan di Indonesia.
Tiga varian tersebut adalah Delta dari India, B.1.1.7 dari Inggris, dan yang terbaru, Lambda, dari Peru. Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) bahkan menyebut Lambda sudah terdeteksi di 29 negara di seluruh dunia.
Baca juga: Bertemu Gus Ami, YouTuber Alman Mulyana Ceritakan Suka Duka Jadi TKI di Arab Saudi
Berbagai varian baru itu disebut lebih cepat menyebar dan berpotensi membuat vaksin jenis tertentu menjadi tidak efektif.
Selain meminta penambahan jumlah laboratorium, Gus Ami juga mendesak pemerintah untuk melakukan pengawasan super ketat di setiap pintu masuk kedatangan warga negara asing (WNA) dan warga negara Indonesia (WNI) dari luar negeri, baik di bandara, pelabuhan, maupun pintu masuk perbatasan.
"Semua pintu masuk harus dijaga super ketat. Setiap yang masuk ke Indonesia harus betul-betul dicek hasil swab-nya dan karantina 14 hari wajib dioptimalkan," pinta dia.
Lebih lanjut, Ketua Tim Pengawas Penanggulangan Bencana Covid-19 DPR tersebut mengusulkan pengetatan terhadap WNA dan WNI. Sebab, mereka merupakan carrier yang berpotensi menularkan varian baru.
Baca juga: Dengar Cerita TKI Jadi YouTuber, Gus Ami: Patut Dicontoh Pekerja Migran Lain
"Kuncinya adalah pengawasan di setiap pintu masuk yang harus diperketat. Kita semua tentu saja tidak ingin tiba-tiba ada penularan lokal varian baru dari luar negeri, padahal tidak tahu kapan masuknya (dan) siapa yang bawa," tegasnya.