KOMPAS.com - Setelah periode ketegangan yang cukup menyita waktu, Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akhirnya menunjukan ketulusan dan niat baik untuk mengakhiri rivalitas mereka.
Mereka memenuhi harapan masyarakat untuk bertemu, berjabat tangan, dan saling memberi hormat.
Keduanya menyampaikan pesan damai dan mendorong semua komunitas untuk menyudahi polarisasi di tengah masyarakat.
Ketua DPR Bambang Soesatyo melihat pertemuan tersebut dilandasi semangat persaudaraan sebangsa dan satu Tanah Air Indonesia.
Baca juga: Jokowi-Prabowo bertemu, Rupiah Menguat Tinggalkan Level Rp 14.000 Per Dollar AS
"Peristiwa pertemuan di stasiun MRT Lebak Bulus itu mengandung ragam makna. Sebagian masyarakat akan menerjemahkan sebagai bukti nyata berdamainya dua tokoh yang sebelumnya bersaing di ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019," ungkapnya.
Hal yang paling terpenting, lanjutnya, makna utama dari peristiwa itu adalah pesan damai kepada seluruh elemen rakyat Indonesia tentang urgensi merajut lagi persatuan dan kesatuan putra-putri ibu pertiwi.
Cepat atau lambat, harmonisasi kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat harus segera dipulihkan.
"Saatnya bagi semua elemen bangsa melihat ke depan," imbuh Bambang.
Baca juga: Pertemuan Jokowi-Prabowo dan Pidato Visi Indonesia Bikin Rupiah Menguat
Memang, Pilpres 2019 telah menghadirkan ketegangan yang cukup menggelisahkan banyak orang, terutama karena terjadinya polarisasi masyarakat.
Ragam eksesnya pun sudah menjadi pengetahuan bersama, termasuk akar persoalannya.
Namun, semua peristiwa itu hendaknya menjadi pembelajaran bagi semua komunitas agar di kemudian hari tidak terulang.
Kemudian, persoalan berikutnya adalah seberapa kuat pesan damai yang disampaikan Jokowi-Prabowo itu akan bertransmisi ke akar rumput?
Tentunya sangat bergantung pada niat baik dan ketulusan semua komunitas menanggapi pesan kedua negarawan itu.
Baca juga: Polri: Tersebar Hoaks Provokatif Pascapertemuan Jokowi-Prabowo
Memang, mungkin ada saja kelompok yang menunjukan sikap tidak senang dengan pertemuan Jokowi dan Prabowo itu.
Meskipun demkian, Bambang berpendapat bahwa sebagian besar komunitas akan mendukung dan mengapresiasi pesan damai dari kedua tokoh itu.
Pertemuan itu juga setidaknya bisa menghilangkan kegelisahan sejumlah elemen masyarakat yang mendambakan terwujudnya harmonisasi kehidupan bermasyarakat.