KOMPAS.com – Indonesia berinisiatif menunjukkan kendaraan mobil listrik hasil buatan produksi rakitan anak bangsa, yakni Hyundai IONIQ 5 pada gelaran kegiatan Parliamentary-20 ( P20) mendatang.
Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau di Indonesia.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan, mobil listrik itu akan digunakan sebagai kendaraan bagi para delegasi selama rangkaian kegiatan P20 yang akan berlangsung mulai Rabu (5/10/2022) hingga Jumat (7/10/2022) di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta.
“Penggunaan mobil listrik ini sejalan dengan salah satu tema utama yang diangkat dalam P20, yakni pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau. Maka dari itu, DPR ingin menunjukkan komitmen Indonesia yang serius dalam mengurangi emisi karbon,” jelas Lodewijk dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Rabu (5/10/2022).
Baca juga: Wakil Ketua DPR: Indonesia-Tiongkok Kembali Perkuat Beasiswa Kuliah
Hal itu disampaikan oleh Lodewijk saat mencoba untuk pertama kalinya kendaraan mobil listrik Hyundai IONIQ 5 di Lingkungan Gedung Nusantara, Selasa (4/10/2022).
Menurut Lodewijk, kehadiran mobil listrik ini diharapkan dapat menjadi sarana informasi bagi anggota Group of Twenty ( G20) bahwa Indonesia juga dapat memproduksi kendaraan listrik yang pabriknya berada di daerah Cikarang.
“Hyundai IONIC 5 ini menjadi bukti bahwa Indonesia bisa memproduksi kendaraan listrik sendiri serta ingin meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan untuk generasi mendatang,” ujar Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut.
Sementara itu, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon mengatakan, salah satu sub tema yang diangkat dari Sidang P20 adalah renewable energy dan climate change.
Baca juga: Lodewijk Paulus: Parlemen Memiliki Peran mendasar dalam Penyelesaian Konflik
Maka dari itu, kata dia, kendaraan listrik ini merupakan implementasi dari salah satu renewable energy yang ramah lingkungan dan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.
“Ada empat isu yang akan disampaikan dan dibahas di dalam Sidang P20, yaitu sustainable development goals ( SDGs), green economy, demokrasi, dan gender equality,” jelas Fadli Zon.
Lebih lanjut, Fadli mengatakan, dalam agenda P20, BKSAP berharap para parlemen negara sahabat bisa melahirkan pernyataan bersama untuk dilanjutkan pada momentum G20 yang bertujuan untuk kepentingan dunia internasional.
“Dari P20 ini diharapkan bisa memberikan sumbangan untuk G20 di Bali pada November, yaitu bisa membentuk joint statement yang sudah didiskusikan serta dibicarakan dari jauh-jauh hari, sehingga akan terbentuk output dari pertemuan P20,” kata Fadli.