KOMPAS.com - Tentara Nasional Indonesia (TNI) diketahui tengah menggelar latihan militer gabungan "Super Garuda Shield" dengan melibatkan sekitar ribuan personil dari 12 negara.
Pelatihan militer itu dilaksanakan pada Senin (1/8/2022) hingga Minggu (14/8/2022) di tiga lokasi berbeda, yakni Pusat Latihan Tempur di Baturaja, Pusat Latihan Tempur Marinir di Dabo Singkep, dan Pusat Latihan Tempur di Amborawang.
Menanggapi kegiatan tersebut, Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Christina Aryani menilai bahwa latihan militer gabungan "Super Garuda Shield" yang digagas TNI memberikan banyak manfaat.
Pertama, kata dia, latihan militer gabungan dapat memperkuat kemitraan strategis Indonesia-Amerika Serikat (AS).
Kedua, dapat mendorong kerja sama regional untuk mendukung kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Baca juga: Kerja Sama Regional untuk Keberlanjutan Sumber Daya Perikanan Diperkuat
“Melalui interaksi dengan tentara asing, prajurit juga TNI dapat mengambil berbagai manfaat, seperti pertukaran ilmu, teknik, taktik maupun prosedur yang diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme,” ujar Christina dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Rabu (3/8/2022)
Tak hanya itu, menurutnya, dilevel praktis latihan ini akan dapat membuka wawasan prajurit TNI dan memberikan kesempatan mereka untuk mempraktekkan bahasa asing serta memperluas pergaulan.
Hal tersebut bukan dikatakan Christina tanpa alasan. Saat kunjungan kerja (kunker) ke luar negeri di Belanda dan Italia, ia menemukan adanya kendala bahasa asing bagi prajurit TNI untuk dikirim belajar ke luar negeri.
"Saya selalu menanyakan kepada atase pertahanan kita di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) apakah ada kesempatan bagi personil Indonesia untuk dikirim belajar ke sana. Kesempatan tersebut ada, tetapi sangat terbatas jumlahnya. Tidak full scholarship dan ada kendala menyangkut bahasa," katanya.
Baca juga: Jika Golkar Paksakan Airlangga Capres, Soliditas KIB Diprediksi Goyah
Menurutnya, kesempatan latihan militer gabungan bisa menjadi alternatif yang sangat baik. Sebab, dampaknya bisa dirasakan oleh lebih banyak personil militer RI.
Oleh karenanya, Christina berharap, kesempatan baik itu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh TNI.
"Latihan gabungan skala besar yang mencakup latihan Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU) tersebut mendapat atensi DPR RI karena komitmen besar TNI dalam konteks peningkatan kapasitas prajurit militer," ujarnya.
Selain itu, lanjut Christina, latihan tersebut mendapat atensi karena dapat menciptakan hubungan baik antarmiliter dari dinamika ancaman kawasan yang membutuhkan penguatan kerja sama regional.
Hal itulah yang membuat Komisi I DPR RI ikut memberikan apresiasi digelarnya latihan militer gabungan "Super Garuda Shield".
Baca juga: Pelaku Pariwisata di Labuan Bajo Mogok, Anggota Dewan Minta Komisi X DPR Gelar RDP
"Kami memberi apresiasi digelarnya latihan gabungan militer ini yang pasti akan membawa manfaat positif, baik dalam konteks kemitraan dengan AS maupun peningkatan kapasitas prajurit RI. Hal ini termasuk upaya bersama mendorong kerja sama regional di kawasan Indo-Pasifik," katanya.