KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Ace Hasan Syadzily mendesak Kementerian Agama (Kemenag) dan jajarannya untuk menyiapkan golf car atau mobil golf dan kursi roda yang memadai.
Fasilitas tersebut, kata dia, digunakan untuk memenuhi kebutuhan jemaah haji lanjut usia (lansia) dalam rangka mempersiapkan jelang ibadah Wukuf di Arafah, Selasa (27/6/2023).
Seperti diketahui, jumlah jemaah haji lansia mencapai 30 persen dari total kuota keseluruhan jemaah haji.
"Nah, (hal) yang menjadi fokus kami ya karena tempatnya masih cukup jauh dari Mina ke Jamarat (lempar jumrah). Karena itu, kami tentu mendesak Kemenag untuk menyediakan semacam mobil golf,” ujar pria yang akrab disapa Kang Ace itu dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (26/6/2023).
Baca juga: Itjen Kemenaker Gelar Raker 2023, Bahas Pentingnya Integritas untuk Cegah Tindak Korupsi
Pernyataan tersebut disampaikan Ace saat menghadiri rapat kerja (raker) antara Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR dengan Kemenag di Makkah, Arab Saudi, Minggu (25/6/2023).
Kang Ace mengungkapkan bahwa Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag Nur Arifin telah menyiapkan sekitar 20 unit mobil golf.
“Tapi saya tidak tahu apakah (mobil golf) sekarang (jumlahnya) ada 40 unit. Alhamdulillah kalau memang sudah ditambahkan 40 unit. Ya, makanya lebih banyak lebih bagus. Karena itu sangat membantu," imbuhnya.
Selain mobil golf, politisi dari fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) itu mengungkapkan, ketersediaan kursi roda juga harus disiapkan.
Bahkan jika memungkinkan, kata Kang Ace, ketersediaan kursi roda harus dipersiapkan sebanyak-banyaknya untuk mengantisipasi jumlah jemaah haji lansia yang membutuhkan.
Baca juga: 5 Jemaah Haji Asal Lombok, Surabaya, dan Banjarmasin Dideportasi dari Arab Saudi
Ia yakin bahwa pengaturan aliran pergerakan orang biasa dilakukan setiap tahun saat penyelenggaraan haji berlangsung.
"Cuma yang kami ingin pastikan juga adalah soal minimal setiap 1 kilometer (km) ada semacam posko-posko untuk menunjukan arah Jamarat agar para jemaah tidak tersesat. Karena bagi kami saja yang beberapa kali dari Al Mu'ashir ke Jamarat kadang-kadang suka tersesat,” jelas Kang Ace.
Oleh karena itu, lanjut dia, keberadaan posko harus dipastikan, termasuk menyediakan air minum bagi para jemaah.
Selain itu, politisi kelahiran Pandeglang itu meminta Kemenag untuk memfasilitasi jemaah haji yang ingin melakukan Tarwiyah, terutama di Arafah.
Baca juga: Masjidil Haram Padat, Kemenag Imbau Jemaah Haji Shalat Jumat di Sekitar Hotel
“Meski, memang Kemenag tidak memfasilitasi bagi jemaah haji yang ingin melakukan Tarwiyah,” jelas legislator daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat (Jabar) II tersebut.
Namun demikian, lanjut Kang Ace, jajaran Kemenag diharapkan untuk tetap memfasilitasi jemaah haji dengan cara memberikan pelayanan apabila mereka sudah mulai bergerak esok hari.
Adapun fasilitas tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Sebab, ia telah menerima laporan dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Menteri Desa PDTT) Abdul Halim Iskandar atau Gus Menteri.
“Ini supaya tidak menimbulkan ada hal-hal, karena tadi laporan dari Gus Menteri, saya tadinya mengira (ada) 133 (orang) yang meninggal, tapi sekarang sudah 144 (orang yang meninggal. Artinya, grafik yang biasa akan lebih naik pada saat Armuzna," ucap Kang Ace.
Baca juga: Alasan Pemerintah Tak Fasilitasi Ibadah Tarwiyah di Mina
Untuk diketahui, Tarwiyah adalah nama salah satu hari pada bulan Zulhijah. Kata Tarwiyah diambil diambil dari kata riwayah (riwayat) karena pada hari itu sang imam meriwayatkan tata cara ibadah haji.
Ada juga yang mengatakan bahwa Tarwiyah berasal dari kata irtiwa (meminum air hingga puas), karena pada hari itu orang-orang meminum air hingga puas dan membawanya untuk bekal di Mina.