KOMPAS.com -- Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi melakukan evaluasi pelaksanaan ibadah haji di Mekkah, Arab Saudi, Sabtu (24/6/2023). Bersama Timwas Haji, ia mengunjungi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) yang ada di kota tersebut.
Hasil evaluasi menemukan bahwa banyak jemaah haji lanjut usia (lansia) yang sakit saat menunaikan ibadah. Menanggapi hal tersebut, Ashabul menyampaikan harapan agar pemerintah memperkuat penanganan dan pelayanan setiap fasilitas kesehatan ( faskes) di Mekkah, khususnya untuk jemaah lansia.
Pasalnya, Timwas Haji melihat bahwa jemaah haji lansia yang sakit perlu mengantre untuk mendapat pelayanan kesehatan. Antrean pun terbilang panjang.
Baca juga: KKHI Mekkah: Jemaah Haji, Jangan Anggap Sepele Batuk Pilek
"Tahun ini saja, jemaah haji lansia itu kan sampai 30 persen. Kita tidak bisa bayangkan seberapa panjangnya antrean tahun depan, ketika jumlah jemaah lansia meningkat 40 persen. Hal ini perlu perhatian serius dari pemerintah untuk mempersiapkan tahun depan dengan prediksi jumlah jemaah lansia lebih banyak," ujar Ashabul dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu.
Menurut legislator Dapil Sulsel I tersebut, pemerintah juga perlu mengevaluasi kembali peniadaan pendamping haji yang tahun ini diberlakukan. Ia menilai, pemerintah perlu mengkaji ulang apakah pendamping haji benar-benar tidak lagi diperlukan, khususnya bagi jemaah lansia.
Dari pengamatannya, petugas haji yang diandalkan jumlahnya tidak sebanding dengan jemaah yang beribadah haji. Pendamping haji tidak mungkin dapat melayani semua jemaah haji dengan baik.
Baca juga: Kemenag Lakukan Simulasi Pelayanan Haji untuk Jemaah Lansia
“Coba nanti evaluasi bersama, apakah pendamping haji ini akan kita adakan kembali pada tahun depan, mengingat kuota antrean yang begitu panjang ini juga jadi kendala," imbuh politikus dari fraksi PAN tersebut.
Meski demikian, Ashabul juga menyatakan, secara umum ia menilai kontribusi para tenaga kesehatan (nakes) yang ada di KKIH Madinah sudah optimal. Mereka telah bekerja keras tanpa mengenal waktu dan lelah untuk melayani pasien. Terlebih, tambahnya, dengan kondisi adanya pengurangan nakes yang semula berjumlah 23 orang menjadi 13 orang.
”Tadi kami sudah melihat di sejuah kamar-kamar (perawatan) cukup banyak pasien, kurang lebih 100 orang yang hari ini dirawat dan semuanya lansia. Penyakitnya yang diderita antara lain yang hipertensi, batuk, demensia, dan ada macam -macam lain. Namun, intinya mereka rata -rata lansia dan butuh perhatian khusus," ujarnya.