KOMPAS.com - Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan bahwa hubungan Indonesia dan China kini berada dalam fase kemitraan strategis komprehensif yang harus terus ditingkatkan.
Hal tersebut dikatakan Puan Maharani saat menerima kunjungan Ketua Konferensi Permusyawaratan Politik Rakyat China (Chinese People’s Political Consultative Conference/CPPCC) atau MPR-nya China, Wang Huning, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Pertemuan tingkat tinggi parlemen kedua negara itu menjadi momentum baru penguatan hubungan Indonesia–China yang tahun ini telah memasuki usia 75 tahun.
" Hubungan Indonesia dan China sudah berjalan selama 75 tahun, dan selama ini banyak hal yang telah kita capai bersama," kata Puan seperti dimuat dpr.go.id, Kamis (12/4/2025).
"Namun masih banyak ruang yang bisa ditingkatkan. Tidak hanya ekonomi dan perdagangan, tapi juga persahabatan serta pertukaran pengalaman antara parlemen kedua negara,” kata Puan dalam pertemuan tersebut.
Baca juga: Puan Terima Kunjungan Ketua MPR China, Bahas Krisis Iklim hingga Kerja Sama RI-China
Puan menjelaskan bahwa DPR RI memandang parlemen memiliki peran krusial dalam memperkuat hubungan bilateral.
Ia menilai diplomasi parlemen atau parliamentary diplomacy harus menjadi pilar penting yang berjalan paralel dengan hubungan di tingkat pemerintahan.
“Kami ingin memastikan bahwa parlemen Indonesia berperan aktif dalam mendorong hubungan antara kedua negara. Melalui pertukaran pengalaman, kunjungan delegasi, dan dialog intensif, hubungan kedua parlemen dapat menjadi jembatan strategis untuk memperkuat kemitraan jangka panjang,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa DPR dan CPPCC sepakat mempererat kerja sama antarlembaga legislatif, termasuk melalui pertukaran kunjungan anggota parlemen dari Indonesia dan Tiongkok.
Pertukaran tersebut dinilai penting untuk mendorong saling pemahaman tentang sistem politik, peraturan perundang-undangan, dan tata kelola pemerintahan masing-masing negara.
“DPR RI dan CPPCC telah sepakat bahwa pertukaran antara anggota parlemen kedua negara akan terus ditingkatkan. Ini menjadi ruang untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan sehingga parlemen bisa menjadi jembatan strategis yang memperkuat hubungan Indonesia–Tiongkok,” tutur Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.
Baca juga: Ketua MPR China Temui Presiden Prabowo, Apa yang Akan Dibahas?
Puan juga menyinggung bahwa DPR baru saja membentuk Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Indonesia–China sebagai wadah untuk mempercepat komunikasi antarparlemen.
Menurutnya, keberadaan GKSB akan memperkuat intensitas dialog dan membuka peluang kerja sama lebih luas, baik dalam bidang legislasi, pengawasan, maupun diplomasi internasional.
"Ini merupakan kunjungan pertama beliau sebagai Ketua CPPCC ke Indonesia, dan kami menyambutnya sebagai bagian dari hubungan erat kedua negara," katanya.
Puan mengatakan, kunjungan Wang sebagai bentuk komitmen kedua negara untuk mempererat hubungan di berbagai tingkatan.
"Artinya, komunikasi kedua negara terus berjalan baik,” ucapnya.
Puan menegaskan bahwa DPR akan terus memperkuat peran diplomasi legislatif agar hubungan RI–China semakin konstruktif dan saling menguntungkan.
Baca juga: Purbaya dan Danantara akan Berangkat ke China untuk Bahas Penyelesaian Utang Whoosh
Ia menilai peran parlemen sangat penting untuk memastikan kebijakan-kebijakan strategis yang disepakati kedua negara mendapat dukungan kelembagaan dan landasan hukum yang kuat.
“Kami berharap kunjungan ini bisa menjadi momentum yang membawa hubungan RI–Tiongkok ke tingkat yang lebih kuat dan lebih mendalam. Parlemen harus menjadi salah satu pilar yang mempererat hubungan negara kita dengan Tiongkok,” ujar Puan.
Pertemuan Puan–Wang Huning diakhiri dengan komitmen bersama untuk terus memperkuat kerja sama antara parlemen dari kedua negara sebagai bagian dari upaya memperdalam hubungan kemitraan strategis komprehensif Indonesia–China