KOMPAS.com – Wakil Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marwan Dasopang mengatakan bahwa fasilitas pemondokan jemaah haji di Madinah masih membutuhkan perbaikan demi kenyamanan dan kelancaran ibadah mereka.
Hal itu dia sampaikan saat meninjau fasilitas pemondokan jemaah haji Indonesia di Hotel Huda Taiba, Madinah, Arab Saudi, Sabtu (8/6/2024).
"Pelaksanaan ibadah haji tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu, beberapa jemaah kita dikeluarkan dari hotel karena kontrak sudah selesai. Mereka merasa belum cukup karena sebagian besar booking time hanya 8 hari. Jika pesawat delay, akan timbul perselisihan karena jemaah merasa baru tujuh hari (menginap), padahal kontrak delapan hari," ujar Marwan dalam siaran siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (9/6/2024).
Baca juga: Kemenhan dan TNI akan Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza, Komisi I DPR: Kami Dukung Penuh
Pada kesempatan itu, Marwan juga menyoroti kapasitas kamar. Panitia kerja (panja) haji menyepakati bahwa kapasitas kamar maksimal lima orang per kamar.
“Panja sepakat paling banyak 5 orang (per kamar), tapi dalam situasi tertentu bisa saja 6 orang walau akan menyebabkan antrean panjang untuk ke kamar mandi," ucapnya.
Marwan juga menekankan pentingnya pengecekan ulang fasilitas hotel untuk gelombang kedua jemaah haji setelah pelaksanaan ibadah di Mekkah.
"Nanti pada tahap kedua, kami akan cek lagi fasilitas hotel untuk jemaah Indonesia. Kami akan pastikan apakah fasilitas tersebut sesuai kesepakatan," tambah Marwan.
Baca juga: Bedah Buku Bersama Mahasiswa Unwahas, Cak Imin Sampaikan Pesan Ini
Marwan juga menyinggung kemungkinan adanya pelanggaran kesepakatan, baik dari pihak hotel maupun pemerintah Indonesia.
Politisi dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB) itu mencontohkan, kala itu, kapasitas kamar yang disepakati adalah 5 orang per kamar. Namun, pada praktiknya, satu kamar diisi oleh 7 orang.
“Ini bukan kebijakan pemerintah kita, melainkan kebijakan hotel, (dan itu) perlu dievaluasi,” kata Marwan.
Lebih lanjut, Marwan menyoroti pentingnya keberadaan petugas untuk menghindari jemaah tersesat. Apalagi, ibadah haji kali ini merupakan momen pertama pergi keluar negeri serta menghadapi perbedaan kultur budaya dan bahasa bagi sebagian besar jemaah.
"Meskipun jarak (antara hotel dan tempat ibadah) dekat, petugas tetap diperlukan di setiap sudut guna menghindari potensi jamaah tersesat," tegas Marwan.