KOMPAS.com - Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR) RI-Parlemen Rumania, Nurul Arifin mengatakan, pihaknya mendorong penguatan kerja sama bisnis antara Indonesia dan Rumania.
Dia menyebutkan, Indonesia saat ini menjadi pihak yang masih lebih melakukan ekspor, sedangkan pihak dari Rumania menghendaki kerja sama bisnis yang berjalan seimbang.
"Jadi, mereka berharap kerja sama perdagangan ada kerja sama bisnisnya ada peningkatan supaya balance, jadi jangan sampai ada imbalance,” katanya.
Nurul mengatakan itu saat menerima Duta Besar (Dubes) Rumania Dan Adrian Balanescu di ruang Dubes di Nusantara III, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3/2024).
“Oleh karena itu, mereka ingin kerja sama bisnisnya lebih dipererat sehingga tidak cuma mereka ekspor, tetapi juga mengimpor dan kami mengekspor juga ke sana," ujarnya melansir dpr.go.id.
Baca juga: 3 Partai Koalisi Perubahan Tak Sepakat Revisi UU MD3, Tak Persoalkan Kursi Ketua DPR Diduduki PDI-P
Pada kesempatan itu, kedua belah pihak juga menyinggung kerja sama di bidang pendidikan.
Nurul mengatakan, ada tukar-menukar mahasiswa yang bisa sekolah di Rumania dan dari Rumania bisa belajar ke sejumlah universitas di Indonesia.
“Selain itu, juga ada banyak memberikan pelajaran bahasa Rumania," ungkap politisi Partai Golkar tersebut.
Sementara itu, Dan turut menyampaikan pesan dari Parlemen Rumania bahwa mereka akan berkunjung ke Parlemen Indonesia.
Menanggapi hal itu, Nurul mengatakan, pihaknya diundang untuk hadir dalam meeting tentang bisnis dan tadi investasi pada tanggal 22-24 April 2024.
“Kami dari Parlemen Indonesia diundang untuk menghadiri diskusi tersebut," jelas Nurul.
Baca juga: Pimpinan Komisi II DPR Sebut Semua Parpol Berkepentingan Dukung Hak Angket, Termasuk Gerindra
Anggota GKSB DPR RI-Parlemen Rumania, Anton Sukartono menambahkan, saat ini, Indonesia telah banyak mengekspor sumber daya alam ke Rumania. Adapun produk dari Rumania yang potensial untuk diimpor adalah senjata.
"Kalau dari sana kira-kira alat persenjataan, seperti peluru, senapan juga bagus. Kalau dari Indonesia tentu sumber daya alam," ungkap politisi dari fraksi Partai Demokrat itu.