KOMPAS.com - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Putu Supadma menilai, program Pemantauan Pemilu atau Election Visit Program (EVP) 2024 menjadi momentum bagi Indonesia untuk menaikkan indeks demokrasi.
Menurut Putu, EVP 2024 yang berlangsung dengan baik dapat membentuk citra positif proses demokrasi Indonesia di mata dunia.
Hal itu disampaikan Putu dalam sesi focus group discussion (FGD) terkait sistem dan penyelenggaraan Pemilu 2024 di Denpasar, Bali, Selasa (13/2/2024).
“Jadi, (program) ini sebenarnya satu barometer dalam cara membangun bangsa dan negara. Salah satunya, mengenai demokrasi, proses, dan indeks demokrasinya. Saya berharap, proses demokrasi berjalan baik serta indeks demokrasi (Indonesia) meningkat,” ujar Putu dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (14/2/2024).
Baca juga: DPR RI: EVP Penting untuk Lihatkan Transparansi Demokrasi Indonesia kepada Dunia
Bila hal itu dapat dicapai, lanjut Putu, dunia internasional dapat menghargai, menghormati, serta memberikan kekuatan sepenuhnya kepada masyarakat Indonesia untuk memilih pemimpin.
Putu juga menilai, EVP 2024 di Bali juga menjadi momentum yang baik untuk negara-negara lain agar mengenal Indonesia secara lebih dekat. Dengan begitu, kerja sama bilateral dapat terjalin dengan mudah berkat kedekatan antarnegara.
“Saya yakin, segala kerja sama ke depan akan berjalan lebih baik lagi kalau mereka lebih mengenal Indonesia, demikian pula sebaliknya. Nah, (dalam hal ini) personal cooperation dan relationship sangat penting. Hubungan antarbangsa, antarnegara, dan demokrasi adalah salah satu cara untuk mendekatkan bangsa-bangsa di dunia,” terang anggota Komisi VI DPR RI itu.
Oleh karena itu, imbuh dia, setiap sesi dalam gelaran EVP 2024 merupakan hal penting karena di dalamnya terdapat FGD serta peninjauan langsung oleh observer dari berbagai negara.
Baca juga: Sekjen DPR: Election Visit Program 2024 Akan Dukung Demokrasi di Tanah Air
Para observer tersebut dapat menilai serta menyelisik pendapat dari setiap negara mengenai demokrasi di Indonesia.
“Tentu dalam interaksi itu ada sharing session, diskusi, serta upaya untuk saling belajar dan memahami. Memang tidak ada konsep yang ideal atau satu konsep. Namun, ini adalah learning process. Demokrasi adalah pembangunan sistem yang terus menerus,” kata Putu.