KOMPAS.com – Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RepubIik Indonesia (RI) Mulyanto meminta Pertamina segera melakukan audit keamanan di semua depo dan kilang bahan bakar minyak (BBM) yang dimiliki.
Dia mengatakan itu menyusul musibah kebakaran yang terjadi di depo BBM Pertamina, Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023).
Mulyanto menyebutkan, kebakaran di depo dan kilang BBM Pertamina termasuk sering terjadi. Oleh karena itu, proses pemeriksaan dan pengawasan perlu ditingkatkan.
Apalagi, kata dia, kondisi cuaca belakangan ini sering hujan disertai kilat dan petir sehingga bisa menyebabkan kebakaran di kilang-kilang minyak.
"Pertamina harus sungguh-sungguh melakukan penelitian untuk mengetahui kondisi setiap depo dan kilang yang dimiliki sehingga dapat dilakukan mitigasi dan pencegahan di masa-masa mendatang," ujarnya dalam siaran pers.
Baca juga: Pemukiman Dalam Radius 300 Meter dari Depo Pertamina Plumpang Habis Dilalap Api
Mulyanto meminta pemeriksaan depo dan kilang BBM dilakukan secara berkala. Dia juga meminta fasilitas depo dan kilang BBM yang sudah tua harus diaudit secara komprehensif.
"Langkah mitigasi dan pencegahan yang diambil dari kasus sebelumnya menjadi penting. Ini harus menjadi perhatian serius pertamina," tegasnya.
Terkait musibah itu, Mulyanto menyampaikan turut berduka cita dan prihatin. Dalam kondisi darurat, dia meminta Pertamina fokus mengatasi kebakaran dan menangani korban dengan baik.
Politisi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera itu mengajak semua pihak memberi kesempatan kepada Pertamina untuk menyelesaikan masalah kebakaran di depo Plumpang lebih dulu.
“Ini lebih penting karena menyangkut keamanan dan keselamatan orang-orang yang ada di kawasan depo dan lingkungan masyarakat sekitar. Kita jangan berpolemik dulu tentang penyebab kebakaran,” ujarnya.
Menurutnya, masalah itu bisa dibicarakan setelah kebakaran diselesaikan dan penanganan korban sudah dituntaskan.
Mulyanto juga berharap, meski dalam kondisi darurat Pertamina tetap dapat menyediakan pasokan BBM bagi masyarakat.
Dia percaya Pertamina memiliki rencana kerja cadangan (contingency plan) yang memungkinkan pelayanan pengadaan BBM tetap berjalan meskipun terjadi musibah kebakaran di depo Plumpang.
"Pertamina perlu mengambil langkah untuk menutupi kekurangan pasokan distribusi BBM dan gas di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) agar kegiatan ekonomi masyarakat lainnya tidak terganggu," jelasnya.