KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Junimart Girsang meminta Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi (Pol) Listyo Sigit Prabowo untuk berkomitmen, konsisten, dan konsekuen dengan Presisi.
Utamanya, dalam memberantas praktik mafia di tubuh Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) saat ini. Sebagai informasi, Presisi merupakan akronim dari prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan.
"Semua rangkaian kasus besar yang melibatkan para oknum level rendah hingga petinggi Polri menunjukan adanya mafia di tubuh Polri saat ini. Seharusnya tidak ada tempat bagi mafia dalam bentuk dan sifat apa pun," ujar Junimart dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (15/10/2022).
Pernyataan tersebut ia sampaikan menanggapi peristiwa penangkapan Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Teddy Minahasa. Teddy diduga terlibat dalam kasus peredaran barang bukti sitaan berupa narkoba jenis sabu-sabu seberat 5 kilogram (kg).
Menurut Junimart, permasalahan di internal Polri, mulai dari peristiwa pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J oleh Irjen Pol Ferdy Sambo serta konsorsium 303 judi online, hingga penangkapan Irjen Pol Teddy Minahasa telah mempertontonkan adanya permainan kotor di tubuh Polri.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu berharap semua peristiwa yang telah mencoreng citra Polri dapat dijadikan alasan oleh Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk segera melakukan perbaikan secara utuh dan menyeluruh.
“Untuk menjaga kepercayaan masyarakat, Polri perlu melakukan perbaikan institusi secara utuh menyeluruh, mereformasi,” imbuh politisi yang juga mantan pengacara itu di Jakarta, Jumat (14/10/2022).
Tak lupa, Junimart memberikan apresiasi terhadap upaya yang sudah dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dalam menindak para perwira tinggi di tubuh Polri.
Baca juga: Jokowi: Kapolri Masih Pak Listyo Sigit Prabowo
Polri dan BNN harus jadi garda terdepan
Pada kesempatan tersebut, Junimart mengatakan bahwa Polri bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) harus menjadi garda terdepan serta benteng pelindung bagi masyarakat dan generasi muda dari kejahatan narkoba dan judi.
"Bukan mereka (anggota Polri) justru menjadi pelaku kejahatan tersebut," ucapnya.
Junimart mengaku keterlibatan Irjen Pol Teddy Minahasa yang diduga mengkoordinir langsung praktik penjualan barang bukti sitaan berupa narkoba jenis sabu terdengar miris.
Apalagi, oknum yang melakukan kegiatan terlarang tersebut adalah tiga anak buah Irjen Pol Teddy Minahasa. Mereka adalah anggota Polri aktif dan bertugas di Polda Sumatera Barat (Sumbar).
Baca juga: Profil Irjen Teddy Minahasa, Pernah Bongkar Kasus Narkotika Terbesar di Sumbar
"Hari ini oknum jenderal, berpangkat Irjen bersama tiga anak buahnya yang juga polisi aktif ditangkap karena memperdagangkan barang bukti sitaan berupa sabu,” jelas Junimart.
Sebelumnya, kata dia, juga terjadi peristiwa perampokan sepeda motor warga oleh tiga oknum bintara Polri di Sumut.
“Kejadian ini yang baru terungkap kepermukaan dan saya meyakini lebih banyak yang belum diungkap. Ada apa ini, menunggu lagi viral dulu? miris dan memalukan," kata Junimart.
Kapolri harus bertindak serius
Untuk mengatasi berbagai permasalahan di tubuh Polri, Junimart meminta Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo agar bertindak serius dalam pemberantasan narkoba dan judi.
Tak hanya praktiknya, kata dia, Kapolri juga harus serius menindak setiap oknum yang terlibat di dalamnya.
Baca juga: Polri Diminta Buru Oknum Suporter Provokator dan Usut Tuntas Pihak Bertanggung Jawab
“Perang terhadap judi, narkoba tidak boleh dihambat oleh segelintir oknum yang memanfaatkannya, siapapun itu,” imbuh Junimart.
Ia juga meminta Polri untuk membuka diri apabila ada informasi mengenai kasus-kasus judi dan narkoba.
“Polri sudah saatnya membuka hotline yang bisa diakses masyarakat untuk melaporkan semua kasus judi dan narkoba, termasuk yang khusus melibatkan oknum kepolisian,” pungkas Junimart.