KOMPAS.com – Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Meutya Hafid meminta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) serta Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taiwan untuk mewaspadai situasi di wilayah itu.
Ia pun mengingatkan pemerintah bahwa kepentingan nasional Indonesia mencakup keamanan dan keselamatan warga negara Indonesia (WNI) di Taiwan.
"Itu adalah hukum tertinggi yang mesti kita junjung tinggi," ujar Meutya, dikutip dari keterangan persnya, Jumat (5/8/2022).
Karena itu, politisi perempuan Partai Golkar itu meminta Kemenlu untuk menyiapkan pola komunikasi yang paling efektif dengan semua WNI di Taiwan.
Baca juga: Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak, Fraksi PKS DPR Usul Bentuk Pansus Hak Angket
"Penting bagi Kemenlu untuk menyiapkan komunikasi yang efektif agar dengan satu langkah, perwakilan Indonesia di Taiwan bisa mengumpulkan semua WNI dalam persiapan evakuasi," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar itu.
Selain itu, Meutya juga mengingatkan pemerintah mengenai jalur evakuasi dan titik kumpul semua WNI.
"Angka 300.000 itu jumlah yang banyak. Karena itu semua persiapan perlu dilakukan secara cermat agar tidak terjadi kepanikan pada waktu evakuasi," jelas anggota DPR dari daerah pemilihan (dapil) Sumatera Utara (Sumut) I tersebut.
Hal penting yang tidak boleh ketinggalan, sebut dia, adalah transportasi untuk mengangkut semua WNI.
Baca juga: Soal Target Pemilu 2024, AHY Ingin Demokrat Raih 14-15 Persen Kursi DPR
“Kemenlu diminta sejak dini bekerja sama dengan maskapai penerbangan maupun Tentara Nasional Indonesia (TNI) agar evakuasi berjalan aman dan lancar,” pesannya.
Sebagai informasi, situasi di Taiwan semakin memanas dalam dua hari terakhir. Kondisi ini terjadi setelah Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan pada Selasa (2/8/2022).
Menurut berita yang beredar, aksi Pelosi itu membuat China geram. Negara ini bahkan sempat melakukan latihan militer sesaat setelah kunjungan Pelosi di Taiwan.
Sejumlah latihan militer yang dilakukan China, di antaranya menembakkan roket ke arah Taiwan dan mengarahkan kapal perang ke Selat Taiwan.
Baca juga: Dianggap Berlebihan, China Luncurkan 11 Rudal Setelah Ketua DPR AS Kunjungi Taiwan
Meutya melaporkan, situasi 300.000 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Taiwan masih aman hingga saat ini.
“Namun, situasi di Taiwan bisa berubah sangat cepat, tergantung berbagai hal, seperti respons Taiwan dan AS atau situasi dalam negeri China sendiri,” tutur Meutya.