KOMPAS.com - Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) menerima sejumlah aspirasi dari stakeholder dan masyarakat saat melakukan kunjungan kerja ke Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (15/7/2022).
Ketua Tim Kunjungan Reses Komisi X DPR RI Djohar Arifin mengatakan, pihaknya akan mengkaji dan meninjau semua aspirasi. Salah satunya, terkait pengangkatan guru dan pegawai perpustakaan menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
“Ini merupakan masalah yang ada di daerah mana pun. Sebaiknya, guru dan pegawai perpustakaan tetap mengikuti prosedur yang ada. Sebab, jika berada di luar jalur prosedur, kami tidak dapat dapat membantu,” ujar Djohar dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (16/7/2022).
Aspirasi lain yang diterima, lanjut Djohar, adalah masalah terkait penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang menerapkan sistem zonasi.
Sistem tersebut dinilai cenderung tidak adil. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang tidak setuju dengan penerapan sistem zonasi.
"Ini jadi kajian untuk kami. Kami akan lakukan perbaikan ke depannya karena melihat masalah yang ada ternyata sangat kompleks. Bukan hanya satu-dua, tapi masing-masing daerah punya masalah. Ini yang harus kita inventarisir dan bahas bersama agar nanti kami bisa membuat keputusan yang lebih baik," kata Djohar.
Sementara, terkait aspirasi dari perguruan tinggi yang berkutat dengan akreditasi, Djohar meminta agar pihak universitas tak fokus pada hal tersebut saja.
Baca juga: Jadi Petani Sehari, Alternatif Mengisi Liburan Anak Sekolah di Salatiga
Djohar berharap, pihak kampus juga meningkatkan inovasi, prestasi, dan skill mahasiswa agar dapat meningkatkan daya tarik dari perguruan tinggi tersebut.
"Universitas baiknya melakukan inovasi. Pikirkan bagaimana mereka bisa memperlihatkan kualitas ilmu dan produk. Sasarannya juga jangan mahasiswa nasional saja, tetapi juga internasional. Jadi, mahasiswa merasa mendapatkan pendidikan berkualitas layaknya di Eropa dan Amerika,” terang Djohar.
Djohar menambahkan, dengan meningkatkan kualitas pendidikan, persentase kesiapan mahasiswa untuk bersaing di industri kerja setelah lulus pun juga akan meningkat.
Maka dari itu, Djohar berharap setiap perguruan tinggi mau menggalakkan inovasi agar dapat bertahan di industri pendidikan.
Pada kesempatan tersebut, Djohar juga ingin pemerintah kota (pemkot) dan masyarakat Kota Salatiga dapat mengembalikan kemanfaatan kota tersebut sebagai pusat latihan atlet olahraga nasional.
“Salatiga memiliki potensi yang sangat bagus ke depannya. Mengingat, iklim cuaca yang sejuk dan nyaman sehingga cocok dijadikan sebagai tempat pusat latihan sepak bola nasional,” tutur Djohar.
Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi X DPR RI Sodik Mujahid meminta agar Pemkot Salatiga dapat meningkatkan potensi kota tersebut. Utamanya, untuk sektor lembaga pendidikan, kemasyarakatan, dan kreativitas.
Baca juga: Pemkot Salatiga Pilih Pertahankan Tenaga Honorer, Wali Kota: Mereka Tulang Punggung Keluarga
"Pendidikan adalah bagaimana kita mengembangkan unit kreatif yang dapat membangkitkan ekonomi. Dalam konteks ini, ada tiga prinsip kerja yang saya kira bagus dikembangkan,” terang Sodik.
Pertama, inovasi. Semua unit kegiatan pendidikan kreativitas harus melakukan inovasi agar dapat diterima dan memberikan perubahan bagi masyarakat.
Kedua, kolaborasi. Lewat upaya ini, masyarakat Salatiga bisa mulai bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama swasta. Dengan begitu, masyarakat bisa lebih mandiri dan tidak mengandalkan dana dari pemerintah.
Kolaborasi kata dia lagi, sebaiknya tidak hanya mengandalkan kepada dana pemerintah, tapi juga dengan berbagai kalangan. Dengan begitu, tercipta kolaborasi atas dan kolaborasi horizontal.
Ketiga, digitalisasi. Hal ini penting dilakukan di tengah kencangnya arus perkembangan teknologi digital. Dengan begitu, masyarakat bisa meningkatkan peluang terhadap ekonomi.
“Soal aspirasi yang disampaikan para mitra kerja dan masyarakat, akan kami jadikan amunisi untuk mengoreksi kebijakan pemerintah. Apalagi, DPR RI adalah legislator bukan eksekutor sehingga masukan seperti ini sangat penting bagi kami. Saya juga berpesan agar tiga prinsip kerja yang sudah disebutkan segera diterapkan,” tutur Sodik.