Anggota Fraksi PKS Kecewa Rapat Gabungan Batal Gara-gara Menteri Perdagangan Tidak Hadir

Kompas.com - 19/02/2022, 10:08 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin. DOK. DPR. Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin.

KOMPAS.com – Rapat Gabungan Komisi IV, Komisi VI, dan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada Kamis (17/2/2022) batal digelar.

Ketidakhadiran Muhammad Lutfi menjadi penyebab utama rapat gabungan batal digelar. Hal tersebut menimbulkan kekecewaan semua peserta dan institusi yang hadir. Pasalnya, persoalan pangan yang saat ini tengah dihadapi masyarakat harus segera dituntaskan.

Anggota DPR RI Komisi IV Andi Akmal Pasluddin dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengatakan, para pimpinan komisi di DPR dan menteri-menteri lain telah hadir kecuali Menteri Perdagangan. Rapat gabungan ini pun tak bisa diwakilkan.

Menurutnya, pihak yang hadir sudah membatalkan semua agenda untuk membahas penyelesaian persoalan pangan yang selama tiga bulan terakhir telah menimbulkan gejolak di masyarakat.

Bahkan, pimpinan DPR pun telah mengosongkan jadwal untuk memimpin rapat. Pasalnya, secara aturan rapat gabungan harus dikepalai oleh pimpinan DPR.

Selain itu, imbuh Andi Akmal, sebentar lagi, DPR akan memasuki masa reses. Hal ini membuat agenda rapat selanjutnya akan terbentur dengan agenda kunjungan kerja atau kunjungan daerah pemilihan.

“Terlebih, rapat gabungan sangat strategis dilakukan sehingga pengendalian harga pangan pokok dapat segera dilakukan secara efektif dan efisien”, tutur Andi Akmal dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (19/2/2022).

Legislator asal Sulawesi Selatan II itu menjelaskan, pembahasan rapat gabungan akan menyisir persoalan rantai pasok pangan dari hulu hingga hilir. Salah satunya adalah masalah pada pupuk, baik subsidi maupun pupuk tak bersubsidi.

Persoalan pupuk, lanjut Andi Akmal, sudah berlangsung selama puluhan tahun dan masih belum diselesaikan. Anggaran pupuk bersubsidi sebesar Rp 15-32 triliun yang dialokasikan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih belum berhasil menuntaskan persoalan pupuk pada petani.

Masalah tersebut meliputi kekurangan stok pupuk subsidi, kenaikan harga pupuk nonsubsidi hingga dua kali lipat, serta peredaran pupuk palsu di lapangan.

Efek lanjutan persoalan pupuk pun berujung pada penurunan produksi pertanian.

“Akibatnya, pemerintah mengambil solusi impor bahan pangan untuk memenuhi permintaan dalam negeri yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi sendiri,” ujarnya.

Memicu kecurangan

Politisi PKS itu menguraikan, harga pupuk nonsubsidi yang tinggi telah memicu pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menggunakan pupuk bersubsidi. Padahal, mereka tidak berhak menggunakannya.

Selain itu, alokasi pupuk subsidi juga hanya sebesar 8,87-9,55 juta ton. Jumlah ini hanya memenuhi kebutuhan 37-42 persen dari total kebutuhan. Padahal, anggaran yang sudah digelontorkan mencapai Rp 63-65 triliun.

Untuk mengatasi masalah tersebut, lanjut Andi Akmal, pemerintah bisa mengganti pola subsidi pupuk subsidi atau memenuhi anggaran yang dibutuhkan.

Kehadiran Menteri ESDM dapat memberi gagasan dan tata laksana untuk memenuhi pasokan dan harga gas untuk produksi pupuk agar efektif dan efisien.

“Selama tidak diganti pola subsidinya atau tidak dipenuhi jumlah kebutuhannya, persoalan pupuk akan terus ada. Akibatnya, produksi pangan tidak memenuhi kebutuhan masyarakat dan pemerintah mengambil solusi impor”, ujar Akmal.

Mengenai rapat gabungan, lanjut Andi Akmal, DPR memiliki opsi penundaan rapat di awal sidang setelah reses atau di masa reses ada sidang khusus.

Meski demikian, ia menyarankan kepada pemerintah agar rapat dipercepat supaya permasalahan pangan dapat cepat teratasi.

Ia mencontohkan, banyak ibu rumah tangga menghadapi masalah kelangkaan minyak goreng selama tiga bulan terakhir. Seandainya pun ada, harga minyak goreng sudah melambung tinggi. Kondisi ini tentu amat memprihatinkan.

Selain kelangkaan minyak goreng, masalah lainnya adalah harga kedelai yang melambung di pasaran. Hal ini memicu pembuat tahu dan tempe menurunkan produksi hingga 30 persen.

“Saya berharap, pada rapat gabungan berikutnya, semua menteri dapat hadir. Dengan demikian, persoalan pangan yang perlu melibatkan beberapa institusi negara dapat segera teratasi. Selama masih ada operasi pasar, persoalan pangan berarti belum selesai,” katanya.

Terkini Lainnya
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelas Arus Mudik-Balik
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelas Arus Mudik-Balik
DPR
Komisi VIII DPR Harap Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Akhiri Penderitaan Rakyat Palestina
Komisi VIII DPR Harap Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Akhiri Penderitaan Rakyat Palestina
DPR
DPR RI Resmi Sahkan RUU Desa Menjadi UU, Jabatan Kades Kini Jadi 8 Tahun
DPR RI Resmi Sahkan RUU Desa Menjadi UU, Jabatan Kades Kini Jadi 8 Tahun
DPR
Puan Lantik 3 Srikandi Anggota PAW dari Fraksi P-Nasdem, PPP, dan PKB
Puan Lantik 3 Srikandi Anggota PAW dari Fraksi P-Nasdem, PPP, dan PKB
DPR
Misi Kemanusiaan di Palestina, Fadli Zon Harap Kerja Sama Lembaga Zakat Indonesia-UNRWA Segera Dibentuk
Misi Kemanusiaan di Palestina, Fadli Zon Harap Kerja Sama Lembaga Zakat Indonesia-UNRWA Segera Dibentuk
DPR
Arus Mudik Lebaran 2024 Diperkirakan Melonjak, Komisi V DPR Minta Kemenhub Serius Siapkan Kelaikan Angkutan Umum
Arus Mudik Lebaran 2024 Diperkirakan Melonjak, Komisi V DPR Minta Kemenhub Serius Siapkan Kelaikan Angkutan Umum
DPR
Prihatin dengan Kondisi di Myanmar, Fadli Zon Minta ASEAN Segera Realisasikan Five-Point Consensus
Prihatin dengan Kondisi di Myanmar, Fadli Zon Minta ASEAN Segera Realisasikan Five-Point Consensus
DPR
Bali Jadi Tuan Rumah WWF Ke-10, DPR RI Soroti Permasalahan Kelangkaan Air Bersih
Bali Jadi Tuan Rumah WWF Ke-10, DPR RI Soroti Permasalahan Kelangkaan Air Bersih
DPR
Lingkup Kerja Kompleks dan Dinamis, Setjen DPR Hadirkan Solusi Lewat Perkantoran Modern
Lingkup Kerja Kompleks dan Dinamis, Setjen DPR Hadirkan Solusi Lewat Perkantoran Modern
DPR
DPR
DPR "Walk Out" Saat Israel Ajukan Draf Kemanusiaan di Sidang IPU, Fadli Zon: Kita Anti Penjajahan
DPR
Rumania Ingin Perkuat Kerja Sama Bisnis hingga Impor Senjata dengan Indonesia
Rumania Ingin Perkuat Kerja Sama Bisnis hingga Impor Senjata dengan Indonesia
DPR
Di Sidang IPU, Puan Kecam Aksi Israel di Gaza dan Minta Negara-negara Besar untuk Bertindak
Di Sidang IPU, Puan Kecam Aksi Israel di Gaza dan Minta Negara-negara Besar untuk Bertindak
DPR
Puan Ajak Negara Adidaya Gunakan Pengaruhnya untuk Hentikan Peperangan di Palestina
Puan Ajak Negara Adidaya Gunakan Pengaruhnya untuk Hentikan Peperangan di Palestina
DPR
Kutuk  Aksi Terorisme di Rusia, Wakil Ketua DPR: Tidak Dapat Dibiarkan dan Harus Ditindak Tegas
Kutuk Aksi Terorisme di Rusia, Wakil Ketua DPR: Tidak Dapat Dibiarkan dan Harus Ditindak Tegas
DPR
Sidang IPU di Swiss, Fadli Zon Kutuk Israel yang Serang Masyarakat Sipil saat Ramadhan
Sidang IPU di Swiss, Fadli Zon Kutuk Israel yang Serang Masyarakat Sipil saat Ramadhan
DPR

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke