KOMPAS.com – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin menceritakan pengalamannya bertemu dengan sejumlah atlet sepak bola nasional.
“Beberapa waktu lalu pada 1 September 2021, saya berbicara secara virtual dengan Firman Utina, Bimasakti, Andrithani. Mereka mewakili suara ribuan atlet sepak bola, dari Liga 1 hingga Liga 3, bahkan yang amatir,” tuturnya melalui keterangan pers resmi, dikutip Kompas.com, Selasa (29/11/2021).
Pembicaraan tersebut, sebut dia, berkisar tentang upah atau penghasilan atlet dan akses jaminan sosial.
Menurut dia, para atlet tidak mendapatkan sumber pendapatan hari tua, sering terlantar, dan tidak mendapatkan biaya pengobatan ketika cedera.
Baca juga: Temui Kardinal Suharyo, Gus Muhaimin: Bangsa Kita Semakin Kokoh dalam Persatuan
Ia pun mengaku sempat mendengar kisah para atlet senior yang memiliki masa tua tidak tenang dan menyenangkan.
“ Atlet dan pekerja butuh rasa aman pada masa jaya maupun tua. Mereka butuh hidup layak agar bisa fokus berlatih dan berprestasi. Jika hidup serba kesulitan, jangan tuntut prestasi tinggi dari mereka,” ujar Gus Muhaimin.
Pernyataan tersebut disampaikan Gus Muhaimin saat menghadiri talkshow olahraga bertajuk “Dari Hobby ke Profesi” di Menara BNI, Selasa (30/11/2021).
Acara itu merupakan kolaborasi Akademi Milenial Indonesia (AMI), Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), DPR, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia ( PSSI), Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.
Baca juga: Khawatir Omicron Muncul di Indonesia, Gus Muhaimin Minta Akses Masuk WNA Ditutup
Tidak hanya Gus Muhaimin, agenda tersebut turut mengundang Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo, dan Komite Eksekutif PSSI Hasani Abdulgani.
Dalam kesempatan itu, Gus Muhaimin mendesak Komisi X DPR untuk mengawal aspek regulasi yang berkaitan dengan kesejahteraan atlet, salah satunya revisi Undang-undang (UU) Sistem Keolahragaan Nasional (SKN).
Ia juga mendesak Kemenaker untuk memastikan aspek teknis ketenagakerjaan bisa bersikap pro terhadap atlet nasional.
“Saya lima tahun menjabat sebagai Menaker. UU BPJS Ketenagakerjaan dilahirkan pada periode saya, yakni 2011 silam. Saya paham betapa pentingnya jaminan sosial bagi mereka. Jaminan kecelakaan kerja, kematian, hari tua, dan pensiun,” jelasnya.
Baca juga: Gus Muhaimin Sebut Indonesia Rentan Terhadap Dampak Perubahan Iklim
Lebih lanjut, Gus Muhaimin menyampaikan apresiasi kepada APPI dan PSSI yang telah bergerak maju merespons berbagai kendala yang ada selama masa pandemi Covid-19.
“Saya apresiasi APPI dan PSSI yang telah bergerak maju, merespons dengan tangan terbuka. Dalam situasi begini, komitmen keduanya dalam membenahi sumber daya manusia (SDM) anggotanya patut diacungi jempol,” kata DIA.
Menurutnya, hanya dalam kurun waktu tiga bulan, gerakan perlindungan yang diberikan dua badan tersebut telah menjadi bola salju.
“Bahkan merambah ke cabang olahraga lain, luar biasa. Saya ucapkan terima kasih kepada Kemenaker dan Komisi X DPR serta BPJS Ketenagakerjaan yang membuat ini semua bisa terwujud,” ucapnya.
Baca juga: Gus Muhaimin Dukung Kinerja Jokowi Jaga Lingkungan dan Perubahan Iklim
Pada akhir talkshow, Gus Muhaimin menyaksikan penandatanganan Komitmen Bersama Perlindungan Ketenagakerjaan Pemain Sepak Bola Profesional.
Ia juga sekaligus menyerahkan secara simbolis perlindungan sosial ketenagakerjaan kepada atlet klub sepak bola dari perwakilan PSSI.