KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan, Nahdlatul Ulama ( NU), kiai, dan ulama memiliki peran penting dalam menebar optimisme di Tanah Air.
Ia menilai, optimisme yang terus dibangun menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat dan tetap stabil, terutama di tengah pandemi Covid-19.
Hal tersebut disampaikan sosok yang akrab disapa Gus Ami dalam silaturahmi bersama keluarga besar NU dan ulama se-Gorontalo, Jumat (11/6/2021).
“Kekuatan NU dapat dilihat dari gairah pondok pesantren yang saat ini tetap eksis menggelar pendidikan (tatap muka) sebagaimana biasa meski dihantui pandemi Covid-19,” ujar Gus Ami dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (12/6/2021).
Hal tersebut berbeda dengan sekolah umum yang justru digelar secara online. Alhasil, pola pendidikan menjadi kurang optimal.
“Saya tidak tahu di sini (Gorontalo). Di Jawa, pesantren merupakan satu-satunya lembaga pendidikan tatap muka yang masih eksis, berjalan normal dengan protokol kesehatan ketat. Pesantren-pesantren ini tidak pernah berhenti mencerdaskan anak bangsa, meskipun di tengah pandemi Covid-19,” kata Gus Ami.
Ia menambahkan, eksistensi pesantren membuat Indonesia tetap teguh. Terutama, dalam konteks pembangunan karakter, akhlak, dan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Adapun dakwah Islam ahlussunnah waljamaah saat ini adalah model dakwah yang paling diakui dan tidak mengalami hambatan apapun, termasuk dalam konteks politik.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyampaikan, politik ahlussunnah waljamaah yang dikedepankan NU telah diakui sebagai solusi bangsa.
“Inilah momentum dan kesempatan bagi Indonesia. Pengakuan yang tidak boleh disia-siakan,” ujarnya.
Ia pun mencontohkan saat Fraksi PKB DPR RI merumuskan sekaligus memperjuangkan Undang-Undang (UU) Pesantren.
Menurut Gus Ami, saat itu seluruh fraksi menerima, bahkan nyaris tidak ada kontroversi dan kendala hingga UU tersebut disahkan.
“Itu salah satu bukti. Bersamaan dengan UU Pesantren, (UU yang lain) mengalami berbagai penolakan. Saat kami menyusun UU Pesantren, semua fraksi mendukung dan tidak ada penolakan,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Tanfiziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Gorontalo Zulkarnain Suleman menyambut baik kunjungan tersebut.
Menurutnya, momentum seperti itu sudah cukup lama tidak dilakukan di Gorontalo, terlebih di masa pandemi Covid-19.
“Sampai tadi siang saya banyak ditelepon, banyak kiai protes kenapa saya tidak diundang. Saya sampaikan mohon maaf bahwa kapasitas yang disiapkan oleh panitia dan berdasarkan protokol kesehatan hanya 100 orang. Kami mewakili para kiai dan para nyai menyampaikan salam hangat dari seluruh warga Nahdliyyin pada Gus Ami,” kata Zulkarnain.