KOMPAS.com – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ( DPR RI) Mardani Ali Sera menyatakan, Indonesia dan Uzbekistan sepakat untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang.
Kesepakatan kerja sama tersebut adalah bagian dari peningkatan hubungan bilateral dari kedua negara.
Beberapa bidang kerja sama yang dimaksud pertama adalah penanggulangan pandemi Covid-19.
"Untuk menanggulangi Covid-19, dibutuhkan kerja sama dan kolaborasi seluruh pihak, utamanya parlemen melalui fungsi legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang dimiliki,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (1/2/2021).
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat bertemu Parlemen Uzbekistan atau Oliy Majlis di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Tashkent, Rabu (27/1/2021) – Jumat (29/1/2021).
Kedua, kata dia, mengembangkan potensi wisata religi Uzbekistan, seperti ziarah makam para ulama. Hal ini merupakan salah satu sektor yang menarik bagi masyarakat Indonesia.
“Maka dari itu, kami akan bantu promosikan wisata Uzbekistan menjadi sebuah paket wisata bersamaan dengan umrah,” kata Mardani.
Baca juga: Silaturahmi Kapolri ke NU-Muhammadiyah, Anggota DPR: Tradisi Baik untuk Dengar Aspirasi Masyarakat
Kunjungan BKSAP DPR RI diterima langsung oleh Duta Besar Indonesia untuk Uzbekistan dan Kyrgyzstan Sunaryo Kartyadinata.
Dalam kesempatan itu, delegasi BKSAP bertemu dengan Wakil Ketua Oliy Majlis Uzbekistan Kadyrov Alisher dan beberapa anggota parlemen Uzbekistan
Adapun pertemuan kedua negara ini membahas berbagai hal terkait kerja sama penanganan pandemi Covid-19, perdagangan, investasi, wisata religi, dan pendidikan.
Baca juga: Jokowi Sebut PPKM Tak Efektif, Anggota DPR: Presiden Sudah Sadar Kelemahan yang Ada
Sebelumnya, Indonesia dan Uzbekistan sudah memiliki keterikatan yang kuat sejak dimulainya hubungan bilateral keduanya pada 1992.
Selain mayoritas berpenduduk Muslim, keterikatan kedua negara karena sama-sama menjunjung tinggi penerapan demokrasi, serta penegakan Hak Asasi Manusia (HAM).
Dalam rangkaian kunjungan kerja, BKSAP DPR RI juga melakukan pertemuan dengan beberapa instansi terkait di Uzbekistan.
Baca juga: Sikap Fraksi di DPR soal Revisi UU Pemilu, antara Pilkada 2022 atau Serentak 2024
Instansi tersebut, di antaranya National Center for Human Rights Uzbekistan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Uzbekistan, Uzbekistan Agency for Pharmaceutical Industry Development (Uzpharma), dan Komite Negara Republik Uzbekistan bidang Industri Pertahanan.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan diplomasi parlemen, Ketua BKSAP DPR RI Fadli Zon memberikan kuliah umum bagi mahasiswa di University of World Economy and Diplomacy (UWED) Uzbekistan.
Fadli memaparkan sebuah presentasi dengan judul The Role of Parliaments in Addressing Global Challenges. Selain 200 mahasiswa UWED, kuliah umum tersebut juga dihadiri Rektor UWED Komiljon Karimov.
Baca juga: Anggaran Kemenkes yang Dipaparkan Budi Gunadi Belum Rinci, DPR Tunda Rapat
Sementara itu, dalam pertemuan dengan Pimpinan Uzpharma Alisher Temirov dan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Uzbekistan Abdulla Abdisalamovich Azizov, Mardani menjelaskan, salah satu alat deteksi Covid-19, GeNose telah dijadikan sebagai alat screening utama Covid-19 di tempat umum.
“Mengetahui kabar tersebut, pihak Uzbekistan menyatakan minatnya. Mereka berharap dapat menggunakan alat pendeteksi Covid-19 produksi anak bangsa ini di masa mendatang,” katanya.
Tak hanya soal Covid-19, lanjut Mardani, Pimpinan Komite Negara Republik Uzbekistan bidang Industri Pertahanan Yusupov Khatamjon berharap dapat berpartisipasi dalam pengadaan alat pertahanan di Indonesia.
Baca juga: Komisi X DPR: Belajar Daring, Semua Harus Saling Menguatkan
“Uzbekistan ingin melakukan kerja sama yang lebih intensif dalam bidang industri pertahanan,” jelasnya.