KOMPAS.com – Perbankan nasional di Indonesia memperoleh apresiasi karena tidak terpancing melakukan sesuatu yang melemahkan rupiah.
Mampunya perbankan nasional menahan diri untuk tidak melakukan perdagangan yang menyebabkan pelemahan terhadap rupiah turut andil terhadap stabilnya mata uang Indonesia itu di tengah wabah coronavirus disease 2019 (Covid-19).
“Ini penting agar ekonomi negara tidak goyah karena ada pelemahan ekonomi global dan nasional, menyusul virus corona yang mewabah di Tanah Air,” ujar Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir dalam keterangan tertulis, Selasa (13/4/2020).
Ia turut mengapresiasi kinerja Bank Indonesia yang mampu menstabilkan rupiah. Pada penutupan Senin (13/4/2020), rupiah berada di level Rp 15.630 per dollar AS.
Baca juga: Rupiah Menguat ke Rp 15.600 Per Dollar AS, Tak Lagi Andalkan Jamu Manis BI
"BI berhasil melakukan Repo Line Credit kepada The Fed Bank sebesar 60 miliar dollar AS (separuh cadangan devisa RI),” ujar Achmad.
Menurut Wakil Ketua F-PAN DPR RI itu, upaya tersebut membuat pasar cukup percaya terhadap ketersedian moneter di dalam negeri.
“BI dengan cepat pula menutup pelemahan cadangan devisa melalui penerbitan surat utang global pemerintah yang sempat anjlok dari 130 miliar dollar AS menjadi 121 miliar dollar AS,” ujar Achmad.
Ia melanjutkan, angka itu kini kembali stabil di kisaran 126 miliar dollar AS dan akan bertambah lagi dalan waktu dekat untuk memberikan kepercayaan kepada pasar.