KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan Indonesia harus belajar dari Presiden RI pertama Ir. Soekarno bagaimana menghargai negara-negara di kawasan Asia Tengah.
Hal itu Fahri katakan saat bertemu dengan parlemen Tajikistan yang dipimpin Shukurjon Zukhurof di Dushanbe, Kamis(19/9/2019) dan Badan Kerja sama Parlemen Tajikistan-Indonesia.
“Setelah 25 tahun dan nilai perdagangan kedua negara belum menyentuh 1 miliar dollar. Padahal Bung Karno dahulu mengajak kita dekat dan bersahabat dengan negara-negara di kawasan ini,” kata Fahri Hamzah, seperti dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/9/2019).
Adapun hasil dari pertemuan tersebut adalah kedua negara berjanji akan memperkuat hubungan dalam berbagai bidang melalui diplomasi antar parlemen.
Baca juga: Fahri Hamzah: Bonus Demografi Indonesia Bisa Jadi Boomerang
Selain bertemu Parlemen Tajikistan, dalam lawatan dari 19-20 September 2019, Fahri yang memimpin delegasi Indonesia didampingi Dubes RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan Rahmat Pramono bertemu pula dengan Deputy Minister of Foreign Affairs Tajikistan, Khusrav Noviri,
Dari pertemuan dengan pihak Kemenlu Tajikistan, dua negara sepakat memperkuat kerja sama di 11 bidang yang telah dimulai nota kesepahamannya namun belum terealisasi optimal.
Adapun beberapa bidang yang diberkuat kerja samanya diantaranya pendidikan, akses bebas visa, pariwisata dan energi.
Lebih lanjut, Fahri Hamzah mengatakan ini kesempatan Indonesia membuka kedutaan resmi di Dushanbe, Tajikistan.
Baca juga: Fahri Hamzah: Indonesia Lamban Adaptasi UU Perlindungan Pekerja Migran
Saat ini, Duta Besar RI untuk Tajikistan masih dirangkap pelayanannya oleh Duta Besar RI di Nur Sultan, Kazakhstan.
Menurut rencana, pada 2020 Presiden Joko Widodo akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Tajikistan.