KOMPAS.com - Jika kata-kata adalah peluru dalam sebuah berita. Maka, foto adalah bom yang bisa memberi daya ledak.
Daya ingat seseorang terhadap sebuah informasi yang disajikan dalam narasi bisa saja lemah. Namun, jika disajikan dalam sebuah foto, memori ingat kita bisa menyimpannya lebih lama.
Begitu sambutan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo saat membuka Pameran Foto Warna Warni DPR RI di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Kamis (29/08/19).
Ia menilai di era digitalisasi saat ini, jurnalistik foto tak lagi menjadi sekadar pelengkap narasi sebuah berita.
Baca juga: Kinerja DPR Periode 2014-2019 Dianggap Jeblok, Bamsoet Tak Terima
Foto bahkan bisa lebih "menggigit" dari sekadar kata-kata, karena bisa bercerita lebih banyak dan bisa menimbulkan kesan yang dalam atas sebuah peristiwa yang ditangkap.
"Foto juga membuat sebuah berita menjadi lebih terpercaya," ujar pria yang akrab disapa Bamsoet ini dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/08/19).
Lebih kurang 100 foto hasil karya jurnalis foto Parlemen dipamerkan, menampilkan berbagai aktivitas kedewanan, mulai dari menerima audiensi, sidang, rapat kerja, hingga kegiatan humanis kedewanan lainnya.
"Melihat karya jurnalistik foto Parlemen, masyarakat bisa mengetahui bagaimana beragamnnya aktivitas kedewanan dari setiap anggota DPR RI," tutur Bamsoet.
Tak melulu menghadapi sidang atau rapat, lanjutnya, anggota DPR RI juga diharuskan berkeliling ke daerah pemilihan maupun ke berbagai daerah untuk menyerap aspirasi dan bertemu langsung dengan rakyat.
"Dari berbagai foto ini kita bisa melihat, betapa kayanya Indonesia dengan luas wilayah dan multikulturalnya masyarakat," ujar Bamsoet.
Berlatar belakang jurnalis, Bendahara Umum DPP Partai Golkar 2014-2016 ini tak lupa menyemangati para jurnalis foto untuk lebih kreatif lagi dalam menangkap berbagai momen.
Baca juga: Bamsoet: Atas Nama DPR, Saya Minta Maaf kepada Seluruh Rakyat Papua
Berbeda dengan jurnalis tulis, jurnalis foto harus gesit dalam menangkap sebuah momen. Satu detik menjadi sangat berharga bagi jurnalis foto karena sebuah peristiwa tak akan terulang kedua kalinya.
"Melalui foto jugalah kita bisa mengetahui seperti apa suasana proklamasi kemerdekan Indonesia 17 Agustus 1945, maupun peristiwa bersejarah lainnya. Manfaat jurnalistik foto bukan hanya dirasakan saat ini saja, melainkan sampai ratusan tahun ke depan," jelas Bamsoet.
Melalui pameran ini, tambahnya, dirinya berpesan bahwa foto bisa merawat sekaligus menyimpan memori kolektif bangsa tentang Parlemen saat ini. Tujuannya, untuk dijadikan pelajaran bagi generasi mendatang.
Baca juga: Bamsoet Ajak Kaum Muda Bela Negara
Seusai meninjau pameran foto, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini secara khusus menggoreskan sebait puisi karya sastrawan besar Indonesia, WS Rendra, dalam sebuah foto besar yang menampilkan para pimpinan DPR RI.
"Kesadaran adalah matahari, kesabaran adalah bumi, keberanian menjadi cakrawala, dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata," jelas Bamsoet.
Puisi WS Rendra tersebut menjadi cambuk bagi DPR RI agar terus berjuang sebagai pelaksanaan dari kata-kata yang diucapkan. Sekaligus menjadi penyemangat, karena terkadang setiap perjuangan tak selalu mudah.
"Ada saja rintangan dan cobaan, karenanya semangat dan nyali tak boleh ciut. Lebih baik badan hancur lebur di medan juang daripada mundur pulang tapi hidup terhina," pungkas Bamsoet.