KOMPAS.com - Anggota Komisi IV DPR Hasanuddin AS meminta pemerintah serius memenuhi kebutuhan bawang putih di Indonesia.
Politisi Fraksi PPP ini mengatakan seperti itu, karena selama ini impor bawang putih tak terhindarkan.
"Produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 5 persen kebutuhan nasional dan sisanya sebanyak 95 persen dipenuhi dengan impor," kata Hasanuddin seperti dalam keterangan tertulisnya.
Hasanuddin sendiri mengatakan itu saat meninjau dan melakukan panen raya sentra pertanian bawang putih di Desa Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (13/7/2019).
Baca juga: Anies Sebut Pemprov DKI Diizinkan Impor Bawang Putih
Lebih lanjut, ia menjelaskan sebenarnya program swasembada bawang putih telah dimulai sejak 2018.
Ketika itu Kementerian Pertanian ( Kementan) menggalakkan penanaman 11.000 hektar (ha) lahan untuk benih bawang putih. Pada 2019 jumlah tersebut akan ditambah menjadi sekitar 20 hingga 30 ha.
“Program ini harus terus berlanjut hingga tahun 2021 dengan target luas lahan bawang putih menjadi 100.000 ha. Dengan begitu target swasembada bawang putih bisa dicapai pada akhir 2021,” kata dia.
Menurut politisi daerah pimilihan (dapil) Sumatera Barat I itu, jika ingin mewujudkan swasembada bawang putih, maka Indonesia membutuhkan 60.000 ha lahan tanam.
Baca juga: Ini Cara Kementan Ubah Impor Bawang Putih Jadi Swasembada
“Jika dalam Kementan ingin mewujudkan swasembada bawang putih dalam waktu satu hingga dua tahun ke depan, pemerintah harus benar-benar serius mengawal program tersebut. Pungkasnya
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2017 hanya ada 19.500 ton bawang putih yang dihasilkan oleh lahan seluas 2.146 ha.
Jumlah ini menyusut jika dibandingkan pada 2016 yang mampu memproduksi 21.150 ton bawang putih di lahan 2.407 ha.
Jika dihitung, memang produktivitasnya ada di kisaran 10 ton per ha.